GDL

Design and Construction of Coffee Fruit Drying House Using Solar Energy with a Knock Down System

Tugas Akhir, 031 / 2021 / TKI
Undergraduate Theses from JBPTPPOLBAN / 2024-01-19 09:29:52
Oleh : Aliati Risma Yanti - 181411067 & Elta Melan Fitriyani - 181411076 (aliati.risma.tki18@polban.ac.id; eltamelanf@gmail.com )
Dibuat : 2024-01-19, dengan 4 file

Keyword : coffee fruit; drying; design and build; drying house.
Subjek : kopi; pengeringan; rancang bangun; rumah jemur.

Metode pengeringan buah kopi yang paling umum digunakan di Indonesia ialah pengeringan konvensional (penjemuran). Namun, pengeringan konvensional terkendala beberapa masalah yaitu kemungkinan besar buah kopi terkontaminasi oleh lingkungan sekitar, turunnya hujan dapat menyebabkan ketidakstabilan kadar air bahan dan juga dewasa ini jumlah penduduk serta pertumbuhan kawasan industri terus menerus mengalami peningkatan sehingga berujung pada timbulnya permasalahan keterbatasan lahan untuk proses penjemuran buah kopi. Penelitian ini dilakukan untuk mengatasi masalah-masalah tersebut dengan melakukan rancang bangun rumah jemur buah kopi sistem knock down. Konsep knock down ditujukan agar dapat dilakukan bongkar pasang dengan mudah. Rumah jemur ini terbuat dari kerangka baja ringan dan dinding polikarbonat serta diberi sistem pengendali suhu ruang pada rentang antara 21-50oC. Kinerja rumah jemur diuji kemudian dibandingkan dengan metode pengeringan konvensional dengan menganalisis kadar air buah kopi dan aktivitas air (aw). Hasil analisis dari pengeringan buah kopi dari kadar air awal 69,75%wb sampai mencapai kadar air kesetimbangan 12,5%wb menggunakan rumah jemur membutuhkan waktu selama 21-25 hari, sedangkan pengeringan konvensional hanya membutuhkan waktu 14 hari. Berdasarkan hasil analisis, pengeringan konvensional lebih cepat dibandingkan dengan menggunakan rumah jemur. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya mekanisme perpindahan panas yang terjadi, alas permukaan yang digunakan, suhu pengeringan, letak geografis tempat pengeringan dan kuantitas bahan yang dikeringkan.

Deskripsi Alternatif :

The most commonly used method of drying coffee fruit in Indonesia is conventional drying. However, conventional drying is constrained by several problems, namely the possibility of coffee fruit being contaminated by the surrounding environment, rain can cause instability in the moisture content of the material and also today the population and growth of industrial areas continue to increase, leading to problems with limited land for drying coffee fruit. This research was conducted to overcome these problems by designing a coffee fruit drying house with a knock down system. The knock down concept is intended to make it easy to disassemble. This drying house is made of a lightweight steel frame and polycarbonate walls and is equipped with a room temperature control system in the range between 21-50°C. The performance of the drying house was tested and then compared with conventional drying methods by analyzing the water content of the coffee fruit and water activity (aw). The results of the analysis of drying coffee fruit from an initial moisture content of 69,75%wb to an equilibrium moisture content of 12,5% wb using a drying house takes 21-25 days, while conventional drying only takes 14 days. Based on the results of the analysis, conventional drying is faster than using a drying house. This is caused by several factors including the mechanism of heat transfer that occurs, the surface base used, the drying temperature, the geographical location of the drying place and the quantity of the material being dried.

Beri Komentar ?#(0) | Bookmark

Properti	Nilai Properti
ID Publisher	JBPTPPOLBAN
Organisasi
Nama Kontak	Erlin Arvelina
Alamat	Jl. Trsn. Gegerkalong Hilir Ds. Ciwaruga
Kota	Bandung
Daerah	Jawa Barat
Negara	Indonesia
Telepon	022 201 3789 ext. 168, 169, 239
Fax	022 201 3889
E-mail Administrator	erlin.arvelina@polban.ac.id
E-mail CKO	erlin.arvelina@polban.ac.id