Path: Top > Electronics Clipping > PENDIDIKAN

Unicef Lambat Bangun Sekolah : Sebagian Siswa Masih Belajar di Tenda Darurat

KOMPAS, Jumat, 17 Februari 2006, Hal.24
Clipping from JBPTPPOLBAN / 2012-02-18 15:07:20
Oleh : (AIK), POLBAN
Dibuat : 2006-02-20, dengan 0 file

Keyword : Sekolah, Aceh, UNICEF

BANDA ACEH, KOMPAS - Ratusan siswa di tiga sekolah dasar di Kota Banda Aceh, Nanggroe Aceh Darussalam, sampai sekarang belajar di tenda darurat yang sudah hancur dan kebanjiran ketika musim hujan. Itu karena Unicef yang berjanji membangun ketiga sekolah tersebut lambat merealisasikan programnya.

Ketiga sekolah tersebut adalah SDN 45 dan SDN 84 di Lambaro Skep, Kecamatan Syiah Kuala, serta SDN 96 Neusu Aceh di Kecamatan Baiturrahman.

Di Lambaro Skep anak-anak siswa kelas I dan II SDN 45 dan 84 bergabung di satu tenda sejak delapan bulan terakhir. Adapun kelas III hingga VI belajar di tiga ruang kelas darurat yang dibangun oleh International Organization for Imigration (IOM) beberapa bulan ini.
"Unicef telah menjanjikan pada 15 Januari 2006, sekolah kami mulai dibangun. Namun, hingga kini belum ada kejelasan desainnya," ungkap Syafruddin, Kepala Sekolah SDN 45.

Sementara itu, siswa SDN 96 Neusu Aceh sebagian juga terpaksa belajar di tenda darurat, setelah sekolahnya yang retak-retak akibat gempa dirobohkan Unicef, Juni 2005. "Janjinya waktu itu dalam dua bulan sekolah kami akan dibangun lagi, tetapi hingga kini belum jelas kapan sekolah kami dibangun. Anak-anak sudah tak tahan belajar di tenda tutur Zubaidah (48), guru Kelas III SDN 96 Neusu Aceh.


Tahan gempa


Juru Bicara Unicef di Banda Aceh Lely Djuhari mengakui hingga kini belum satu pun sekolah yang dibangun Unicef selesai. Padahal jumlahnya mencapai lebih dari 100 sekolah.
"Kami harus mengajari kontraktor-kontraktor lokal untuk membangun sekolah-sekolah tahan gempa dan ramah untuk anak. Bahan bangunan untuk sekolah juga harus jelas, tak boleh dari kayu ilegal. Karena itu, prosesnya berjalan lama ujar Lely.

Ia mengatakan, pembangunan SDN 96 Neusu kini sudah memasuki tahap konstruksi, sedangkan SDN 45 dan 84 Lambaro Skep masih dalam proses desain. "Khusus untuk SDN 96 Neusu, proses tender diulang hingga dua kali karena terjadi pembengkakan biaya akibat kenaikan harga-harga bahan bangunan ujarnya.

......................................................................

......................................................................

Deskripsi Alternatif :

BANDA ACEH, KOMPAS - Ratusan siswa di tiga sekolah dasar di Kota Banda Aceh, Nanggroe Aceh Darussalam, sampai sekarang belajar di tenda darurat yang sudah hancur dan kebanjiran ketika musim hujan. Itu karena Unicef yang berjanji membangun ketiga sekolah tersebut lambat merealisasikan programnya.

Ketiga sekolah tersebut adalah SDN 45 dan SDN 84 di Lambaro Skep, Kecamatan Syiah Kuala, serta SDN 96 Neusu Aceh di Kecamatan Baiturrahman.

Di Lambaro Skep anak-anak siswa kelas I dan II SDN 45 dan 84 bergabung di satu tenda sejak delapan bulan terakhir. Adapun kelas III hingga VI belajar di tiga ruang kelas darurat yang dibangun oleh International Organization for Imigration (IOM) beberapa bulan ini.
"Unicef telah menjanjikan pada 15 Januari 2006, sekolah kami mulai dibangun. Namun, hingga kini belum ada kejelasan desainnya," ungkap Syafruddin, Kepala Sekolah SDN 45.

Sementara itu, siswa SDN 96 Neusu Aceh sebagian juga terpaksa belajar di tenda darurat, setelah sekolahnya yang retak-retak akibat gempa dirobohkan Unicef, Juni 2005. "Janjinya waktu itu dalam dua bulan sekolah kami akan dibangun lagi, tetapi hingga kini belum jelas kapan sekolah kami dibangun. Anak-anak sudah tak tahan belajar di tenda tutur Zubaidah (48), guru Kelas III SDN 96 Neusu Aceh.


Tahan gempa


Juru Bicara Unicef di Banda Aceh Lely Djuhari mengakui hingga kini belum satu pun sekolah yang dibangun Unicef selesai. Padahal jumlahnya mencapai lebih dari 100 sekolah.
"Kami harus mengajari kontraktor-kontraktor lokal untuk membangun sekolah-sekolah tahan gempa dan ramah untuk anak. Bahan bangunan untuk sekolah juga harus jelas, tak boleh dari kayu ilegal. Karena itu, prosesnya berjalan lama ujar Lely.

Ia mengatakan, pembangunan SDN 96 Neusu kini sudah memasuki tahap konstruksi, sedangkan SDN 45 dan 84 Lambaro Skep masih dalam proses desain. "Khusus untuk SDN 96 Neusu, proses tender diulang hingga dua kali karena terjadi pembengkakan biaya akibat kenaikan harga-harga bahan bangunan ujarnya.

......................................................................

......................................................................

Beri Komentar ?#(0) | Bookmark

PropertiNilai Properti
ID PublisherJBPTPPOLBAN
OrganisasiPOLBAN
Nama KontakErlin Arvelina
AlamatJl. Trsn. Gegerkalong Hilir Ds. Ciwaruga
KotaBandung
DaerahJawa Barat
NegaraIndonesia
Telepon022 201 3789 ext. 168, 169, 239
Fax022 201 3889
E-mail Administratorerlin.arvelina@polban.ac.id
E-mail CKOerlin.arvelina@polban.ac.id

Print ...

Kontributor...

  • Editor: