Path: Top > Electronics Clipping > PENDIDIKAN
Saat Robot-robot Bertarung dalam Kontes
Clipping from JBPTPPOLBAN / 2012-02-18 15:07:27
Oleh : Indira Permanasari, POLBAN
Dibuat : 2006-06-06, dengan 0 file
Keyword : Kontes Robot Indonesia, Kontes Robot Cerdas Indonesia
Balairung Universitas Indonesia, Depok, Sabtu (3/6), riuh oleh sorak-sorai mahasiswa. Masing-masing kelompok menyerukan dukungan terhadap timnya. Di tengah lapangan, dua kelompok peserta Kontes Robot Indonesia berusaha keras mengendalikan robotnya.
Satu kelompok membawa empat robot. Tiga robot berukuran lebih kecil sudah disetel otomatis melaju ke tengah lapangan dan memasukkan beban seperti setengah lingkaran ke sebuah tiang, sedangkan satu robot besar masih harus dikendalikan oleh peserta. Setiap kali ada robot yang berhasil memasukkan lingkaran ke tiang, gemuruh sorak membahana.
Siang itu sebanyak 40 tim ikut berlaga dalam Kontes Robot Indonesia (KRI) ini, baik yang mewakili perguruan tinggi maupun secara mandiri. Dalam kesempatan yang sama juga diselenggarakan Kontes Robot Cerdas Indonesia (KRCI) bertema "Robot Cerdas Pemadam Api", juga diikuti 40 tim. Kedua kontes yang diselenggarakan pada 3-4 Juni 2006 itu untuk ke empat kalinya diadakan.
Tim yang berlaga telah terpilih berdasarkan proposal yang dimasukkan ke panitia. Setiap tim kemudian mendapatkan bantuan dana untuk merakit robot masing-masing sebesar Rp4 juta untuk KRI dan Rp2 juta untuk peserta KRCI.
"Kami sudah tiga bulan ini merakit aL-Ashry. Yang paling sulit adalah dari sisi mekanikanya karena harus mengikuti aturan yang ada. Robot nanti ditimbang dan diukur tingginya sebelum berlomba," ujar Yasir dari Politeknik Elektronika Negeri Surabaya saat ditemui di pit stop atau area untuk memperbaiki robot, di pinggir arena lomba.
Tak jauh terlihat kelompok dari Fakultas Teknik Elektro Universitas Indonesia dengan robot yang mereka beri nama Y-Masterpiece. Kelompok ini banyak melakukan riset sebelum merakit robot mereka. "Kebanyakan yang kami terapkan hasil riset kami sendiri. Teori dari perkuliahan lebih pada cara kerja dasar elektronika," kata Syafiudin, salah satu anggota tim.
Ketua panitia kontes robot itu, Rinaldy Dalimi, dalam sambutannya mengemukakan bahwa tema kontes kali ini ialah "Membangun Cita-cita Bangsa Setinggi-Tingginya". Tema itu diselaraskan dengan tema yang ditentukan dalam ABU ROBOCON 2006, yakni "Building The World's Tallest Twin Tower". Kontes robot bertaraf internasional itu tahun ini diselenggarakan di Malaysia pada 10 September. Tim yang menjadi juara dalam KRI akan dikirim ke ajang internasional itu.
Namun, lebih dalam lagi, kontes robot itu bertujuan menumbuhkan kreativitas mahasiswa di perguruan tinggi dalam mengaplikasikan ilmu pengetahuan dan teknologi ke dalam dunia nyata. Selain itu, kepekaan mahasiswa dalam pengembangan bidang teknologi robotika diharapkan semakin meningkat. Seiring perkembangan zaman, teknologi robotika semakin dibutuhkan oleh industri, terutama untuk menggantikan tugas-tugas berisiko tinggi bagi manusia.
Dalam sambutannya, Mendiknas Bambang Sudibyo mengungkapkan terjadi pergeseran paradigma dalam pendidikan di perguruan tinggi. Yang tadinya hanya menekankan kepada afeksi dan kognisi, saat ini harus meningkatkan pula kompetensi.
"Kompetensi yang dimaksud ialah keterampilan, kemampuan, maupun kepribadian. Dalam kontes ini mahasiswa mengeluarkan kreativitas dan inovasinya dalam menghadapi persoalan nyata. Kompetisi menjadi semacam faktor pendukung dan atmosfer yang tepat untuk mengembangkan kreativitas dan inovasi yang merupakan kata kunci dalam perkembangan sains dan teknologi," kata Bambang Sudibyo.***
Balairung Universitas Indonesia, Depok, Sabtu (3/6), riuh oleh sorak-sorai mahasiswa. Masing-masing kelompok menyerukan dukungan terhadap timnya. Di tengah lapangan, dua kelompok peserta Kontes Robot Indonesia berusaha keras mengendalikan robotnya.
Satu kelompok membawa empat robot. Tiga robot berukuran lebih kecil sudah disetel otomatis melaju ke tengah lapangan dan memasukkan beban seperti setengah lingkaran ke sebuah tiang, sedangkan satu robot besar masih harus dikendalikan oleh peserta. Setiap kali ada robot yang berhasil memasukkan lingkaran ke tiang, gemuruh sorak membahana.
Siang itu sebanyak 40 tim ikut berlaga dalam Kontes Robot Indonesia (KRI) ini, baik yang mewakili perguruan tinggi maupun secara mandiri. Dalam kesempatan yang sama juga diselenggarakan Kontes Robot Cerdas Indonesia (KRCI) bertema "Robot Cerdas Pemadam Api", juga diikuti 40 tim. Kedua kontes yang diselenggarakan pada 3-4 Juni 2006 itu untuk ke empat kalinya diadakan.
Tim yang berlaga telah terpilih berdasarkan proposal yang dimasukkan ke panitia. Setiap tim kemudian mendapatkan bantuan dana untuk merakit robot masing-masing sebesar Rp4 juta untuk KRI dan Rp2 juta untuk peserta KRCI.
"Kami sudah tiga bulan ini merakit aL-Ashry. Yang paling sulit adalah dari sisi mekanikanya karena harus mengikuti aturan yang ada. Robot nanti ditimbang dan diukur tingginya sebelum berlomba," ujar Yasir dari Politeknik Elektronika Negeri Surabaya saat ditemui di pit stop atau area untuk memperbaiki robot, di pinggir arena lomba.
Tak jauh terlihat kelompok dari Fakultas Teknik Elektro Universitas Indonesia dengan robot yang mereka beri nama Y-Masterpiece. Kelompok ini banyak melakukan riset sebelum merakit robot mereka. "Kebanyakan yang kami terapkan hasil riset kami sendiri. Teori dari perkuliahan lebih pada cara kerja dasar elektronika," kata Syafiudin, salah satu anggota tim.
Ketua panitia kontes robot itu, Rinaldy Dalimi, dalam sambutannya mengemukakan bahwa tema kontes kali ini ialah "Membangun Cita-cita Bangsa Setinggi-Tingginya". Tema itu diselaraskan dengan tema yang ditentukan dalam ABU ROBOCON 2006, yakni "Building The World's Tallest Twin Tower". Kontes robot bertaraf internasional itu tahun ini diselenggarakan di Malaysia pada 10 September. Tim yang menjadi juara dalam KRI akan dikirim ke ajang internasional itu.
Namun, lebih dalam lagi, kontes robot itu bertujuan menumbuhkan kreativitas mahasiswa di perguruan tinggi dalam mengaplikasikan ilmu pengetahuan dan teknologi ke dalam dunia nyata. Selain itu, kepekaan mahasiswa dalam pengembangan bidang teknologi robotika diharapkan semakin meningkat. Seiring perkembangan zaman, teknologi robotika semakin dibutuhkan oleh industri, terutama untuk menggantikan tugas-tugas berisiko tinggi bagi manusia.
Dalam sambutannya, Mendiknas Bambang Sudibyo mengungkapkan terjadi pergeseran paradigma dalam pendidikan di perguruan tinggi. Yang tadinya hanya menekankan kepada afeksi dan kognisi, saat ini harus meningkatkan pula kompetensi.
"Kompetensi yang dimaksud ialah keterampilan, kemampuan, maupun kepribadian. Dalam kontes ini mahasiswa mengeluarkan kreativitas dan inovasinya dalam menghadapi persoalan nyata. Kompetisi menjadi semacam faktor pendukung dan atmosfer yang tepat untuk mengembangkan kreativitas dan inovasi yang merupakan kata kunci dalam perkembangan sains dan teknologi," kata Bambang Sudibyo.***
Beri Komentar ?#(0) | Bookmark
Properti | Nilai Properti |
---|---|
ID Publisher | JBPTPPOLBAN |
Organisasi | POLBAN |
Nama Kontak | Erlin Arvelina |
Alamat | Jl. Trsn. Gegerkalong Hilir Ds. Ciwaruga |
Kota | Bandung |
Daerah | Jawa Barat |
Negara | Indonesia |
Telepon | 022 201 3789 ext. 168, 169, 239 |
Fax | 022 201 3889 |
E-mail Administrator | erlin.arvelina@polban.ac.id |
E-mail CKO | erlin.arvelina@polban.ac.id |
Print ...
Kontributor...
- Editor: