Path: Top > Electronics Clipping > PENDIDIKAN

Penutupan Prodi Dipertanyakan: Universitas Nurtanio Tidak Pernah Membuka Program D-2 dan D-1

KOMPAS, Kamis, 4 Mei 2006, Hal.G
Clipping from JBPTPPOLBAN / 2012-02-18 15:07:26
Oleh : (JON), POLBAN
Dibuat : 2006-05-05, dengan 0 file

Keyword : program studi

BANDUNG, KOMPAS: Universitas Nurtanio Bandung membantah penutupan sejumlah program studi oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Sebab, menurut Pembantu Rektor I Universitas Nurtanio Sulistijo Budihardjo, program tersebut belum pernah dibuka oleh perguruan tinggi itu.
"Sejak berdirinya universitas ini (tahun 1999) hingga sekarang, kami tidak pernah membuka sepuluh prodi yang dinyatakan ditutup. Bagaimana mau melaporkan aktivitas kalau prodinya memang tidak pernah eksis," ujar Sulistijo, Rabu (3/5) di Bandung.

Namun, menurut Koordinator Kopertis lV Tresna Darmawan Kunaefi, pihaknya tetap menyatakan penutupan terhadap 10 jenjang studi yang ada di Nurtanio denngan pertimbangan, kesepuluh program studi (prodi) tersebut telah terdaftar dalam database Ditjen Dikti.
"Manajemen yang baru bisa saja tidak tahu. Pada kenyataannya, jenjang studi ini telah terdaftar saat sebelum universitas (Universitas Nurtanio/Unnur) terbentuk. Dan, saat melebur, program ini belum diajukan penutupannya," ujar Tresna.

Dirjen Dikti melalui Koordinasi Perguruan Tinggi Swasta (Kopertis) IV Jawa Barat dan Banten beberapa waktu lalu menyampaikan pernyataan pers yang menyatakan ada penutupan 31 prodi dari 10 perguruan tinggi swasta (PTS) se-Jawa Barat. Penutupan itu dengan alasan sepinya peminat prodi dan kelalaian administratif. Dalam pernyataan pers itu, 10 prodi di Universitas Nurtanio juga disebutkan.

Sebanyak 10 prodi di Universitas Nurtanio adalah hasil dari peleburan Akademi Aeronatika Dirgantara Bandung (MDB) dan Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi (STIA) yang oleh Dirjen Dikti dinyatakan tidak

boleh lagi dibuka. Masing-masing adalah Listrik Pesawat (D-2 dan D-1), Teknik dan Manajemen Pembekalan (D-2/D-1), Motor Pesawat (D-2/D-1), Avionika (D-2/D-1), dan Rangka Pesawat (D-2/D-1).

Namun, menurut Sulistyo, Universitas Nurtanio belum pernah mendirikan program pendidikan D-1 dan D-2 pada kelima jurusan tersebut. "Kami hanya memiliki jenjang D-3. Tidak pernah ada D-1 dan D-2," ujarnya.
"Kami khawatir terbentuk opini bahwa Unnur tengah kolaps. Apalagi, ini pas menjelang penerimaan mahasiswa baru," tutur Yayat Rukayat, Kepala Biro Administrasi Perencanaan Sistem Informasi Universitas Nurtanio.


Sudah ditutup


Selain Universitas Nurtanio, PTS lain yang bereaksi pada keputusan Ditjen Dikti adalah Universitas Langlangbuana (Unla) dan Universitas Bandung Raya (Unbar).

Kedua PTS tersebut justru mempertanyakan pernyataan Dirjen Dikti. Sebab, sejumlah prodi yang dinyatakan ditutup tahun 1996-1997 memang sudah tidak lagi dibuka untuk umum.
"Di Unla, ketiga prodi sudah tidak lagi dibuka sejak 1996. Mahasiswanya pun sudah melebur (ke fakultas lain). Kami khawatir, pengumuman ini berakibat buruk kepada universitas, apalagi menjelang penerimaan mahasiswa baru," ujar Rektor Universitas Langlang buana Ali Hanifah.

Anneke C Ottay, Pembantu Dekan II Fakultas Ekonomi Universitas Bandung Raya menegaskan, sejak 1996 sudah tidak lagi membuka pendaftaran mahasiswa baru terhadap dua prodi yang dinyatakan ditutup.

Meski pihak universitas sudah tidak lagi menerima pendaftaran mahasiswa baru, prosedur penutupan secara formal belum dilakukan. Universitas Bandung Raya mengajukan permohonan penutupan kepada Ditjen Dikti 2005 hampir 10 tahun sejak prodi tersebut tidak lagi beraktivitas.***

Deskripsi Alternatif :

BANDUNG, KOMPAS: Universitas Nurtanio Bandung membantah penutupan sejumlah program studi oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Sebab, menurut Pembantu Rektor I Universitas Nurtanio Sulistijo Budihardjo, program tersebut belum pernah dibuka oleh perguruan tinggi itu.
"Sejak berdirinya universitas ini (tahun 1999) hingga sekarang, kami tidak pernah membuka sepuluh prodi yang dinyatakan ditutup. Bagaimana mau melaporkan aktivitas kalau prodinya memang tidak pernah eksis," ujar Sulistijo, Rabu (3/5) di Bandung.

Namun, menurut Koordinator Kopertis lV Tresna Darmawan Kunaefi, pihaknya tetap menyatakan penutupan terhadap 10 jenjang studi yang ada di Nurtanio denngan pertimbangan, kesepuluh program studi (prodi) tersebut telah terdaftar dalam database Ditjen Dikti.
"Manajemen yang baru bisa saja tidak tahu. Pada kenyataannya, jenjang studi ini telah terdaftar saat sebelum universitas (Universitas Nurtanio/Unnur) terbentuk. Dan, saat melebur, program ini belum diajukan penutupannya," ujar Tresna.

Dirjen Dikti melalui Koordinasi Perguruan Tinggi Swasta (Kopertis) IV Jawa Barat dan Banten beberapa waktu lalu menyampaikan pernyataan pers yang menyatakan ada penutupan 31 prodi dari 10 perguruan tinggi swasta (PTS) se-Jawa Barat. Penutupan itu dengan alasan sepinya peminat prodi dan kelalaian administratif. Dalam pernyataan pers itu, 10 prodi di Universitas Nurtanio juga disebutkan.

Sebanyak 10 prodi di Universitas Nurtanio adalah hasil dari peleburan Akademi Aeronatika Dirgantara Bandung (MDB) dan Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi (STIA) yang oleh Dirjen Dikti dinyatakan tidak

boleh lagi dibuka. Masing-masing adalah Listrik Pesawat (D-2 dan D-1), Teknik dan Manajemen Pembekalan (D-2/D-1), Motor Pesawat (D-2/D-1), Avionika (D-2/D-1), dan Rangka Pesawat (D-2/D-1).

Namun, menurut Sulistyo, Universitas Nurtanio belum pernah mendirikan program pendidikan D-1 dan D-2 pada kelima jurusan tersebut. "Kami hanya memiliki jenjang D-3. Tidak pernah ada D-1 dan D-2," ujarnya.
"Kami khawatir terbentuk opini bahwa Unnur tengah kolaps. Apalagi, ini pas menjelang penerimaan mahasiswa baru," tutur Yayat Rukayat, Kepala Biro Administrasi Perencanaan Sistem Informasi Universitas Nurtanio.


Sudah ditutup


Selain Universitas Nurtanio, PTS lain yang bereaksi pada keputusan Ditjen Dikti adalah Universitas Langlangbuana (Unla) dan Universitas Bandung Raya (Unbar).

Kedua PTS tersebut justru mempertanyakan pernyataan Dirjen Dikti. Sebab, sejumlah prodi yang dinyatakan ditutup tahun 1996-1997 memang sudah tidak lagi dibuka untuk umum.
"Di Unla, ketiga prodi sudah tidak lagi dibuka sejak 1996. Mahasiswanya pun sudah melebur (ke fakultas lain). Kami khawatir, pengumuman ini berakibat buruk kepada universitas, apalagi menjelang penerimaan mahasiswa baru," ujar Rektor Universitas Langlang buana Ali Hanifah.

Anneke C Ottay, Pembantu Dekan II Fakultas Ekonomi Universitas Bandung Raya menegaskan, sejak 1996 sudah tidak lagi membuka pendaftaran mahasiswa baru terhadap dua prodi yang dinyatakan ditutup.

Meski pihak universitas sudah tidak lagi menerima pendaftaran mahasiswa baru, prosedur penutupan secara formal belum dilakukan. Universitas Bandung Raya mengajukan permohonan penutupan kepada Ditjen Dikti 2005 hampir 10 tahun sejak prodi tersebut tidak lagi beraktivitas.***

Beri Komentar ?#(0) | Bookmark

PropertiNilai Properti
ID PublisherJBPTPPOLBAN
OrganisasiPOLBAN
Nama KontakErlin Arvelina
AlamatJl. Trsn. Gegerkalong Hilir Ds. Ciwaruga
KotaBandung
DaerahJawa Barat
NegaraIndonesia
Telepon022 201 3789 ext. 168, 169, 239
Fax022 201 3889
E-mail Administratorerlin.arvelina@polban.ac.id
E-mail CKOerlin.arvelina@polban.ac.id

Print ...

Kontributor...

  • Editor: