Path: Top > Electronics Clipping > PENDIDIKAN
STBA Yapari, Pariwisata, dan Bahasa Asing
Clipping from JBPTPPOLBAN / 2012-02-18 15:07:26
Oleh : (JON), POLBAN
Dibuat : 2006-05-29, dengan 0 file
Keyword : Sekolah Tinggi Bahasa Asing
BANDUNG, KOMPAS - Selama hampir setengah abad, Sekolah Tinggi Bahasa Asing Yapari konsisten menawarkan spesialisasi di bidang pendidikan bahasa asing yang bermuatan aplikasi, bukan teori. Setiap jurusan sengaja diberi warna yang berorientasi pada pariwisata.
Sekolah Tinggi Bahasa Asing (STBA) Yapari merupakan salah satu sekolah tinggi bahasa asing tertua di Indonesia. Bermula dari akademi bahasa asing, sejak tahun 1963, perguruan tinggi (PT) ini memiliki spesialisasi pendidikan pada empat program studi, yaitu Bahasa Inggris, Jerman, Jepang, dan Perancis.
Pembantu Ketua I STBA Yapari Adji Soemama Martawidjaja menyatakan, pendidikan bahasa asing di STBA Yapari fokus pada aplikasi. Ini berbeda dengan sejumlah program studi di PT lain, terutama sastra, yang menekankan aspek vokasional dan ilmu lingustik dari bahasa asing.
"Kami lebih menekankan aspek aplikasinya, tidak sekadar sastra. Dengan keterampilan aplikasi bahasa yang dimiliki, setiap mahasiswa memiliki kompetensi untuk belajar lebih dalam di bidang lainnya, baik ekonomi, bisnis, dan sebagainya. Jadi, kuncinya penguasaan bahasa," ujar Adji di Bandung, Jumat (19/5).
Sejak awal, kata Adji, STBA Yapari mengosentrasikan kurikulum bahasa di bidang pariwisata. Ilmu pariwisata menjadi salah satu muatan lokal yang mewarnai setiap program studio.
Untuk menyesuaikan teori dan aplikasi, kuliah kerja lapangan (KKL) diarahkan di bidang pariwisata. Bagi mahasiswa semester VI; Provinsi Bali menjadi primadona sebagai daerah tujuan KKL. Di Bali, selain mendatangi lembaga pariwisata dan industri, mereka berinteraksi dengan wisatawan mancanegara untuk menambah wawasan atau peluang kerja. "Penyerapan tenaga ahli di pariwisata masih sangat luas. Peluang terbuka lebar. Di Yapari, pekerjaan lulusan biasanya terbagi ke dua arah, menjadi translator atau interpreter," kata Adji menambahkan.
Menurut Pembantu Ketua II STBA Yapari Hobir Abdullah, kompetensi lulusan Yapari tidak hanya ke dunia pariwisata. Mahasiswa Yapari, yang sekitar 70 persen adalah perempuan, ada yang bekerja di kedutaan, di perbankan sebagai
teller dan front officer, costumer service, hingga internet marketer. "Ini berkat kompetensi kemampuan bahasa," ucapnya.
Akibatnya, dalam perkembangannya STBA Yapari tidak hanya diminati mahasiswa baru, tetapi juga mahasiswa lama yang telah memiliki gelar kesarjanaan.
Melalui program ekstensi mahasiswa-mahasiswa yang telah memiliki gelar kesarjanaan lainnya menimba ilmu di STBA Yapari untuk menambah kemampuan dan penguasaan bahasa asing.***
BANDUNG, KOMPAS - Selama hampir setengah abad, Sekolah Tinggi Bahasa Asing Yapari konsisten menawarkan spesialisasi di bidang pendidikan bahasa asing yang bermuatan aplikasi, bukan teori. Setiap jurusan sengaja diberi warna yang berorientasi pada pariwisata.
Sekolah Tinggi Bahasa Asing (STBA) Yapari merupakan salah satu sekolah tinggi bahasa asing tertua di Indonesia. Bermula dari akademi bahasa asing, sejak tahun 1963, perguruan tinggi (PT) ini memiliki spesialisasi pendidikan pada empat program studi, yaitu Bahasa Inggris, Jerman, Jepang, dan Perancis.
Pembantu Ketua I STBA Yapari Adji Soemama Martawidjaja menyatakan, pendidikan bahasa asing di STBA Yapari fokus pada aplikasi. Ini berbeda dengan sejumlah program studi di PT lain, terutama sastra, yang menekankan aspek vokasional dan ilmu lingustik dari bahasa asing.
"Kami lebih menekankan aspek aplikasinya, tidak sekadar sastra. Dengan keterampilan aplikasi bahasa yang dimiliki, setiap mahasiswa memiliki kompetensi untuk belajar lebih dalam di bidang lainnya, baik ekonomi, bisnis, dan sebagainya. Jadi, kuncinya penguasaan bahasa," ujar Adji di Bandung, Jumat (19/5).
Sejak awal, kata Adji, STBA Yapari mengosentrasikan kurikulum bahasa di bidang pariwisata. Ilmu pariwisata menjadi salah satu muatan lokal yang mewarnai setiap program studio.
Untuk menyesuaikan teori dan aplikasi, kuliah kerja lapangan (KKL) diarahkan di bidang pariwisata. Bagi mahasiswa semester VI; Provinsi Bali menjadi primadona sebagai daerah tujuan KKL. Di Bali, selain mendatangi lembaga pariwisata dan industri, mereka berinteraksi dengan wisatawan mancanegara untuk menambah wawasan atau peluang kerja. "Penyerapan tenaga ahli di pariwisata masih sangat luas. Peluang terbuka lebar. Di Yapari, pekerjaan lulusan biasanya terbagi ke dua arah, menjadi translator atau interpreter," kata Adji menambahkan.
Menurut Pembantu Ketua II STBA Yapari Hobir Abdullah, kompetensi lulusan Yapari tidak hanya ke dunia pariwisata. Mahasiswa Yapari, yang sekitar 70 persen adalah perempuan, ada yang bekerja di kedutaan, di perbankan sebagai
teller dan front officer, costumer service, hingga internet marketer. "Ini berkat kompetensi kemampuan bahasa," ucapnya.
Akibatnya, dalam perkembangannya STBA Yapari tidak hanya diminati mahasiswa baru, tetapi juga mahasiswa lama yang telah memiliki gelar kesarjanaan.
Melalui program ekstensi mahasiswa-mahasiswa yang telah memiliki gelar kesarjanaan lainnya menimba ilmu di STBA Yapari untuk menambah kemampuan dan penguasaan bahasa asing.***
Beri Komentar ?#(0) | Bookmark
Properti | Nilai Properti |
---|---|
ID Publisher | JBPTPPOLBAN |
Organisasi | POLBAN |
Nama Kontak | Erlin Arvelina |
Alamat | Jl. Trsn. Gegerkalong Hilir Ds. Ciwaruga |
Kota | Bandung |
Daerah | Jawa Barat |
Negara | Indonesia |
Telepon | 022 201 3789 ext. 168, 169, 239 |
Fax | 022 201 3889 |
E-mail Administrator | erlin.arvelina@polban.ac.id |
E-mail CKO | erlin.arvelina@polban.ac.id |
Print ...
Kontributor...
- Editor: