Path: Top > Electronics Clipping > PENDIDIKAN
Jatim dan Jateng Tertinggi di Indonesia
Clipping from JBPTPPOLBAN / 2012-02-18 15:07:26
Oleh : (MDN), POLBAN
Dibuat : 2006-05-24, dengan 0 file
Keyword : buta aksara
MAGELANG, KOMPAS: Menteri Pendidikan Nasional Bambang Sudibyo mengingatkan bahwa salah satu permasalahan pendidikan di Jawa Tengah dan Jawa Timur adalah tingginya tingkat buta aksara. "Jateng merupakan juara II untuk buta aksara di Indonesia. Juara I adalah Jawa Timur," katanya saat membuka Desa Buku di Taman Kyai Langgeng, Magelang, Jawa Tengah, Sabtu (20/5).
Menurut Bambang, kelompok masyarakat buta aksara yang ada di Indonesia-termasuk di Jateng dan Jatim-sekarang ini cenderung memiliki latar belakang pendidikan dasar, baik dari sekolah dasar (SD) maupun madrasah ibtidaiyah. Tak tersedianya buku dan kurangnya kegiatan baca dan tulis telah menyebabkan para lulusan pendidikan dasar ini kehilangan kemampuan keaksaraannya.
Oleh karena itu, dia berharap, dengan didirikannya Desa Buku di Kota Magelang merupakan simbol komitmen Pemerintah Provinsi Jateng untuk memberantas buta aksara. "Sebetulnya Jateng itu kurang apa? Padahal, presiden dan menteri itu banyak lahir dari Jateng," ujarnya.
Bambang berharap agar setiap gubernur dan wali kota itu dapat memastikan di daerahnya memiliki toko buku yang memadai. "Kalau perlu di Jawa Tengah ini ada insentif dari sejumlah orang untuk membuka toko buku. Ini kan juga dapat menumbuhkan lapangan pekerjaan," ujarnya.
Selain itu, perlu juga dikembangkan toko-toko buku bekas. "Saya sudah mengeluarkan peraturan Mendiknas Nomor 11/ 2005 yang intinya buku-buku pelajaran dapat berlaku sampai lima tahun. Tujuannya supaya beban orangtua tak terlampau berat. Dengan demikian, toko-toko buku bekas pun dapat hidup kembali," kata Bambang.
Di samping itu, ia menyatakan bahwa pemerintah juga terus menerus mengembangkan taman bacaan masyarakat, yang hingga kini sudah mencapai 10.000 buah, tersebar di seluruh Indonesia. Taman bacaan masyarakat ini sebagai pendidikan lanjutan agar aksarawan baru tak menjadi buta aksara lagi. "Ini pun akan sangat efektif bila didukung partisipasi masyarakat melalui hibah buku. Hibah buku itu bisa berupa buku-buku pelajaran, majalah bekas, dan koran," kata dia.
Apabila taman bacaan masyarakat dapat menjangkau seluruh Tanah Air, maka tentu akan menimbulkan efek berantai yang cukup luas. "Salah satunya adalah meningkatkan minat menulis di kalangan terdidik," kata Bambang Sudibyo.***
MAGELANG, KOMPAS: Menteri Pendidikan Nasional Bambang Sudibyo mengingatkan bahwa salah satu permasalahan pendidikan di Jawa Tengah dan Jawa Timur adalah tingginya tingkat buta aksara. "Jateng merupakan juara II untuk buta aksara di Indonesia. Juara I adalah Jawa Timur," katanya saat membuka Desa Buku di Taman Kyai Langgeng, Magelang, Jawa Tengah, Sabtu (20/5).
Menurut Bambang, kelompok masyarakat buta aksara yang ada di Indonesia-termasuk di Jateng dan Jatim-sekarang ini cenderung memiliki latar belakang pendidikan dasar, baik dari sekolah dasar (SD) maupun madrasah ibtidaiyah. Tak tersedianya buku dan kurangnya kegiatan baca dan tulis telah menyebabkan para lulusan pendidikan dasar ini kehilangan kemampuan keaksaraannya.
Oleh karena itu, dia berharap, dengan didirikannya Desa Buku di Kota Magelang merupakan simbol komitmen Pemerintah Provinsi Jateng untuk memberantas buta aksara. "Sebetulnya Jateng itu kurang apa? Padahal, presiden dan menteri itu banyak lahir dari Jateng," ujarnya.
Bambang berharap agar setiap gubernur dan wali kota itu dapat memastikan di daerahnya memiliki toko buku yang memadai. "Kalau perlu di Jawa Tengah ini ada insentif dari sejumlah orang untuk membuka toko buku. Ini kan juga dapat menumbuhkan lapangan pekerjaan," ujarnya.
Selain itu, perlu juga dikembangkan toko-toko buku bekas. "Saya sudah mengeluarkan peraturan Mendiknas Nomor 11/ 2005 yang intinya buku-buku pelajaran dapat berlaku sampai lima tahun. Tujuannya supaya beban orangtua tak terlampau berat. Dengan demikian, toko-toko buku bekas pun dapat hidup kembali," kata Bambang.
Di samping itu, ia menyatakan bahwa pemerintah juga terus menerus mengembangkan taman bacaan masyarakat, yang hingga kini sudah mencapai 10.000 buah, tersebar di seluruh Indonesia. Taman bacaan masyarakat ini sebagai pendidikan lanjutan agar aksarawan baru tak menjadi buta aksara lagi. "Ini pun akan sangat efektif bila didukung partisipasi masyarakat melalui hibah buku. Hibah buku itu bisa berupa buku-buku pelajaran, majalah bekas, dan koran," kata dia.
Apabila taman bacaan masyarakat dapat menjangkau seluruh Tanah Air, maka tentu akan menimbulkan efek berantai yang cukup luas. "Salah satunya adalah meningkatkan minat menulis di kalangan terdidik," kata Bambang Sudibyo.***
Beri Komentar ?#(0) | Bookmark
Properti | Nilai Properti |
---|---|
ID Publisher | JBPTPPOLBAN |
Organisasi | POLBAN |
Nama Kontak | Erlin Arvelina |
Alamat | Jl. Trsn. Gegerkalong Hilir Ds. Ciwaruga |
Kota | Bandung |
Daerah | Jawa Barat |
Negara | Indonesia |
Telepon | 022 201 3789 ext. 168, 169, 239 |
Fax | 022 201 3889 |
E-mail Administrator | erlin.arvelina@polban.ac.id |
E-mail CKO | erlin.arvelina@polban.ac.id |
Print ...
Kontributor...
- Editor: