Path: Top > Electronics Clipping > PENDIDIKAN
Doktor HC: Kajian Humaniora Dicurigai
Clipping from JBPTPPOLBAN / 2012-02-18 15:07:27
Oleh : (NAR), POLBAN
Dibuat : 2006-07-20, dengan 0 file
Keyword : doktor hononoris causa
JAKARTA, KOMPAS - Kajian humaniora dan ilmu-ilmu sosial di Indonesia acapkali dicurigai sebagai simpatisan kiri. Yang diterima hanyalah para pendukung yang kini disebut "antropologi kuno" yang mengajukan generalisasi atas dasar studi-studi kasus, dan para pengikutnya disibukkan oleh permasalahan struktural, semisal sistem kekerabatan dan bentuk-bentuk rumah.
"Pendekatan modern, seperti pendekatan terhadap politik, ekonomi, dan masalah-masalah multilateral dan strategis tidak mendapat banyak dukungan, termasuk dari Pemerintah Indonesia," ujar Willem Arnoldus Laurens Stokhof, ahli linguistik dari Universitas Leiden, Belanda, ketika menerima gelar doktor hononoris causa (HC) dari Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah di Jakarta, Sabtu (15/7).
Instan dan dangkal
Berpidato di depan sidang senat terbuka yang dipimpin Rektor DIN Syarif Hidayatullah Azyumardi Azra, Stokhof menilai, sikap kaku pemerintah dan adanya kemungkinan karier ilmiah bisa menjelaskan mengapa penelitian ilmu sosial dan humaniora di negeri ini kurang memuaskan. Pada sisi lain, ada kecenderungan peneliti menghasilkan penelitian yang bersifat agak ad hoc, instan, dan dangkal. I
"Banyak tujuan penelitian yang menjadi tidak jelas. Bahkan, nyaris hanya pengembangan teori dan metodologi," katanya.
la menambahkan, kegiatan penelitian di bidang ini lebih merupakan sumber penghasilan tambahan daripada kegiatan yang dapat menghasilkan wawasan ilmiah yang mendalam. Bahkan sejumlah peneliti berkualitas dibidang ini mengurusi beberapa hal dalam waktu bersamaan di samping kegiatannya sebagai peneliti bagi universitas.***
JAKARTA, KOMPAS - Kajian humaniora dan ilmu-ilmu sosial di Indonesia acapkali dicurigai sebagai simpatisan kiri. Yang diterima hanyalah para pendukung yang kini disebut "antropologi kuno" yang mengajukan generalisasi atas dasar studi-studi kasus, dan para pengikutnya disibukkan oleh permasalahan struktural, semisal sistem kekerabatan dan bentuk-bentuk rumah.
"Pendekatan modern, seperti pendekatan terhadap politik, ekonomi, dan masalah-masalah multilateral dan strategis tidak mendapat banyak dukungan, termasuk dari Pemerintah Indonesia," ujar Willem Arnoldus Laurens Stokhof, ahli linguistik dari Universitas Leiden, Belanda, ketika menerima gelar doktor hononoris causa (HC) dari Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah di Jakarta, Sabtu (15/7).
Instan dan dangkal
Berpidato di depan sidang senat terbuka yang dipimpin Rektor DIN Syarif Hidayatullah Azyumardi Azra, Stokhof menilai, sikap kaku pemerintah dan adanya kemungkinan karier ilmiah bisa menjelaskan mengapa penelitian ilmu sosial dan humaniora di negeri ini kurang memuaskan. Pada sisi lain, ada kecenderungan peneliti menghasilkan penelitian yang bersifat agak ad hoc, instan, dan dangkal. I
"Banyak tujuan penelitian yang menjadi tidak jelas. Bahkan, nyaris hanya pengembangan teori dan metodologi," katanya.
la menambahkan, kegiatan penelitian di bidang ini lebih merupakan sumber penghasilan tambahan daripada kegiatan yang dapat menghasilkan wawasan ilmiah yang mendalam. Bahkan sejumlah peneliti berkualitas dibidang ini mengurusi beberapa hal dalam waktu bersamaan di samping kegiatannya sebagai peneliti bagi universitas.***
Beri Komentar ?#(0) | Bookmark
Properti | Nilai Properti |
---|---|
ID Publisher | JBPTPPOLBAN |
Organisasi | POLBAN |
Nama Kontak | Erlin Arvelina |
Alamat | Jl. Trsn. Gegerkalong Hilir Ds. Ciwaruga |
Kota | Bandung |
Daerah | Jawa Barat |
Negara | Indonesia |
Telepon | 022 201 3789 ext. 168, 169, 239 |
Fax | 022 201 3889 |
E-mail Administrator | erlin.arvelina@polban.ac.id |
E-mail CKO | erlin.arvelina@polban.ac.id |
Print ...
Kontributor...
- Editor: