Path: Top > Electronics Clipping > PENDIDIKAN
Politeknik Membuat Singapura Maju
Clipping from JBPTPPOLBAN / 2012-02-18 15:07:19
Oleh : (TON), POLBAN
Dibuat : 2006-02-14, dengan 0 file
Keyword : Politeknik, pendidikan, studi, mahasiswa
Pemerintah Singapura mengaku kemajuan negerinya banyak didukung oleh dunia pendidikan. Hadirnya tiga universitas negeri dan lima politeknik diakui menghasilkan manusia-manusia terampil dan profesional. Tidak mengherankan apabila Singapura kini menjadi tempat tujuan mahasiswa asing untuk belajar.
Kini diperkirakan ada sekitar 66.000 mahasiswa internasional yang menuntut ilmu di Singapura. Indonesia termasuk kelompok besar disusul mahasiswa dari China, Malaysia, India, Vietnam,
Korea, dan sebagainya. Mereka belajar di NUS, NTU, SMU, Politeknik Nanyang, Politeknik Ngee Ann, Politeknik Republik, Politeknik Singapura, Politeknik Temasek, dan 228 perguruan tinggi swasta (baca: Pemerintah Bertanggung Jawab).
Politeknik Singapura
Di antara lima politeknik negeri di Singapura, Politeknik Singapura (Singapore Polytechnic/SP) adalah yang pertama dan tertua, didirikan tahun 1954.
Pendirian SP dimaksudkan untuk mencetak ahli teknologi dan profesional guna mendukung pertumbuhan industri dan ekonomi negara pulau itu, sekaligus menjadi lembaga pendidikan profesional kelas dunia.
Sejak awal, SP telah berkembang seiring kemajuan Singapura yang menjadi negara modern. Karena itu, lulusan SP harus memiliki kompetensi tinggi, inovatif, bermental wirausaha, dan memiliki komitmen pada proses belajar seumur hidup.
Ada tiga tujuan utama yang ingin dicapai oleh SP, yaitu keunggulan dalam pendidikan dan latihan, keunggulan dalam manajemen, serta lingkungan belajar yang kondusif.
Untuk mencapai ketiga tujuan itu, ada beberapa nilai dasar yang dilaksanakan dalam proses belajar mengajar di SP antara lain disiplin, bertanggung jawab, memiliki integritas, terbuka, peduli, dan menaruh minat.
Mengingat usianya paling tua dan menjadi ujung tombak serta pelopor pendidikan yang mengutamakan profesionalitas, maka SP menjadi pendorong keempat politeknik negeri lainnya untuk maju. Berbagai peralatan yang selalu 'up to date' bahkan terus diperbarui mengikuti perkembangan dan pertumbuhan dunia industri, mendorong politeknik yang lain mengikuti langkahnya.
Didukung 1.500 pengajar berkualitas dari beragam bangsa, mereka bersatu membuat SP melesat bak anak panah.
Kini jumlah mahasiswa SP sekitar 16.000. Mereka belajar pada 63 program diploma dan pasca diploma pada jurusan bisnis, ilmu hayat, kimia, elektronik dan teknik listrik, desain dan lingkungan, teknologi informasi dan komunikasi, teknik mekanik, manufaktur, dan kemaritiman.
"Selama 50 tahun menyelenggarakan proses belajar mengajar, SP sudah memiliki 130.000 lulusan, tersebar menjadi pemimpin berbagai sektor industri, eksekutif pada perusahaan, wirausahawan, dan sebagainya," kata Inne Ongkodjojo dari Singapore Tourism Board untuk bidang pendidikan.
Dibangun di atas lahan 38 hektar dan terletak di pusat jaringan pendidikan, ilmu pengetahuan, dan teknologi informasi, SP dilengkapi peralatan mutakhir, membuat mahasiswa tidak pernah ketinggalan dalam menggunakan teknologi modern. Kerja keras SP telah menghasilkan sejumlah penghargaan Singapore Quality Class (SQC), ISO 9001, dan. ISO 14001. Selain itu, SP juga mendapat anugerah Singapore Public Service Award for Organisational Excellence, People Developer Award, dan Family Friendly Award. Tidak ketinggalan Samsung Digital Hope Award, Maritime Asia Award for the Youth Development Category; First Visionary Award, NTUC May Day Award; Nova Merit Award, dan sebagainya.
.................................................................................
Untuk bisa lulus, seorang mahasiswa harus menyelesaikan 30 modul dalam tiga tahun. Maka, setiap mahasiswa rata-rata harus "melahap" lima modul setiap semester, sedangkan tiap modul menghabiskan empat jam belajar per minggu. Dalam menyelesaikan tugas-tugas, mahasiswa diminta membuat kelompok, terdiri atas lima orang. Di dalam kelas (terdiri atas lima kelompok), seorang fasilitator akan menentukan tujuan belajar, mengatur pembagian tugas, sharing pengetahuan, dan presentasi.
Setiap mahasiswa diperkirakan menghabiskan waktu 20 jam belajar terjadwal dengan para fasilitator per minggu, atau 16 minggu dalam satu semester. Uniknya, di RP tidak ada ujian resmi. Mahasiswa dinilai secara rutin berdasarkan proses keterampilannya dalam menyelesaikan setiap masalah. Maka, menjelang akhir semester; tidak ada SKS di RP, sistem kebut semalam.
Pemerintah Singapura mengaku kemajuan negerinya banyak didukung oleh dunia pendidikan. Hadirnya tiga universitas negeri dan lima politeknik diakui menghasilkan manusia-manusia terampil dan profesional. Tidak mengherankan apabila Singapura kini menjadi tempat tujuan mahasiswa asing untuk belajar.
Kini diperkirakan ada sekitar 66.000 mahasiswa internasional yang menuntut ilmu di Singapura. Indonesia termasuk kelompok besar disusul mahasiswa dari China, Malaysia, India, Vietnam,
Korea, dan sebagainya. Mereka belajar di NUS, NTU, SMU, Politeknik Nanyang, Politeknik Ngee Ann, Politeknik Republik, Politeknik Singapura, Politeknik Temasek, dan 228 perguruan tinggi swasta (baca: Pemerintah Bertanggung Jawab).
Politeknik Singapura
Di antara lima politeknik negeri di Singapura, Politeknik Singapura (Singapore Polytechnic/SP) adalah yang pertama dan tertua, didirikan tahun 1954.
Pendirian SP dimaksudkan untuk mencetak ahli teknologi dan profesional guna mendukung pertumbuhan industri dan ekonomi negara pulau itu, sekaligus menjadi lembaga pendidikan profesional kelas dunia.
Sejak awal, SP telah berkembang seiring kemajuan Singapura yang menjadi negara modern. Karena itu, lulusan SP harus memiliki kompetensi tinggi, inovatif, bermental wirausaha, dan memiliki komitmen pada proses belajar seumur hidup.
Ada tiga tujuan utama yang ingin dicapai oleh SP, yaitu keunggulan dalam pendidikan dan latihan, keunggulan dalam manajemen, serta lingkungan belajar yang kondusif.
Untuk mencapai ketiga tujuan itu, ada beberapa nilai dasar yang dilaksanakan dalam proses belajar mengajar di SP antara lain disiplin, bertanggung jawab, memiliki integritas, terbuka, peduli, dan menaruh minat.
Mengingat usianya paling tua dan menjadi ujung tombak serta pelopor pendidikan yang mengutamakan profesionalitas, maka SP menjadi pendorong keempat politeknik negeri lainnya untuk maju. Berbagai peralatan yang selalu 'up to date' bahkan terus diperbarui mengikuti perkembangan dan pertumbuhan dunia industri, mendorong politeknik yang lain mengikuti langkahnya.
Didukung 1.500 pengajar berkualitas dari beragam bangsa, mereka bersatu membuat SP melesat bak anak panah.
Kini jumlah mahasiswa SP sekitar 16.000. Mereka belajar pada 63 program diploma dan pasca diploma pada jurusan bisnis, ilmu hayat, kimia, elektronik dan teknik listrik, desain dan lingkungan, teknologi informasi dan komunikasi, teknik mekanik, manufaktur, dan kemaritiman.
"Selama 50 tahun menyelenggarakan proses belajar mengajar, SP sudah memiliki 130.000 lulusan, tersebar menjadi pemimpin berbagai sektor industri, eksekutif pada perusahaan, wirausahawan, dan sebagainya," kata Inne Ongkodjojo dari Singapore Tourism Board untuk bidang pendidikan.
Dibangun di atas lahan 38 hektar dan terletak di pusat jaringan pendidikan, ilmu pengetahuan, dan teknologi informasi, SP dilengkapi peralatan mutakhir, membuat mahasiswa tidak pernah ketinggalan dalam menggunakan teknologi modern. Kerja keras SP telah menghasilkan sejumlah penghargaan Singapore Quality Class (SQC), ISO 9001, dan. ISO 14001. Selain itu, SP juga mendapat anugerah Singapore Public Service Award for Organisational Excellence, People Developer Award, dan Family Friendly Award. Tidak ketinggalan Samsung Digital Hope Award, Maritime Asia Award for the Youth Development Category; First Visionary Award, NTUC May Day Award; Nova Merit Award, dan sebagainya.
.................................................................................
Untuk bisa lulus, seorang mahasiswa harus menyelesaikan 30 modul dalam tiga tahun. Maka, setiap mahasiswa rata-rata harus "melahap" lima modul setiap semester, sedangkan tiap modul menghabiskan empat jam belajar per minggu. Dalam menyelesaikan tugas-tugas, mahasiswa diminta membuat kelompok, terdiri atas lima orang. Di dalam kelas (terdiri atas lima kelompok), seorang fasilitator akan menentukan tujuan belajar, mengatur pembagian tugas, sharing pengetahuan, dan presentasi.
Setiap mahasiswa diperkirakan menghabiskan waktu 20 jam belajar terjadwal dengan para fasilitator per minggu, atau 16 minggu dalam satu semester. Uniknya, di RP tidak ada ujian resmi. Mahasiswa dinilai secara rutin berdasarkan proses keterampilannya dalam menyelesaikan setiap masalah. Maka, menjelang akhir semester; tidak ada SKS di RP, sistem kebut semalam.
Beri Komentar ?#(0) | Bookmark
Properti | Nilai Properti |
---|---|
ID Publisher | JBPTPPOLBAN |
Organisasi | POLBAN |
Nama Kontak | Erlin Arvelina |
Alamat | Jl. Trsn. Gegerkalong Hilir Ds. Ciwaruga |
Kota | Bandung |
Daerah | Jawa Barat |
Negara | Indonesia |
Telepon | 022 201 3789 ext. 168, 169, 239 |
Fax | 022 201 3889 |
E-mail Administrator | erlin.arvelina@polban.ac.id |
E-mail CKO | erlin.arvelina@polban.ac.id |
Print ...
Kontributor...
- Editor: