Path: Top > Electronics Clipping > PENDIDIKAN
Cantik Tidak Selalu Menarik
Clipping from JBPTPPOLBAN / 2012-02-18 15:07:25
Oleh : (YNT/ADH) , POLBAN
Dibuat : 2006-04-07, dengan 0 file
Keyword : Sekretaris, D-3
Dulu, sebelum kuliah di diploma tiga atau D-3 Program Komputerisasi Administrasi Bisnis di Lembaga Pendidikan Komputer Indonesia Amerika atau IAI - LPKIA, Siti Herawati (21), sering melihat tayangan televisi yang menyudutkan posisi sekretaris.
"Citra sekretaris dalam televisi kebanyakan negatif, seperti memakai rok yang pendek di atas lutut," tutur Hera.
Lain halnya dengan Yusa Fauzia Yusuf (21), mahasiswi D-3 lainnya. la dulu memandang seorang sekretaris akan lebih mudah mendapatkan pekerjaan bukan karena kemampuannya. Setelah kuliah dan mengambil studi sekretaris, citra negatif sekretaris dalam televisi tidak semuanya benar.
Sejumlah materi seperti komputer, akuntansi, pemasaran, ekspor-impor, perbankan, administrasi perkantoran, dan korespondensi dalam bahasa Inggris dipelajarinya. Porsi materi yang berhubungan dengan penampilan, misalnya tata busana, tata rias, table manner, dan pengembangan kepribadian,justru tidak banyak diberikan.
Namun, baik Hera maupun Yusa tidak menampik jika penampilan menjadi salah satu hal utama bagi seorang sekretaris. "Kalau masalah penampilan, kembali pada kepribadian masing-masing," tutur Hera.
Namun, Hera mengakui jika ingin menjadi sekretaris harus memerhatikan penampilan. "Waktu melamar pekerjaan saja, yang pertama dilihat surat lamaran dan foto. Apalagi pas memenuhi panggilan tes pasti yang dilihat pertama kali penampilan," katanya.
Penampilan
Pentingnya penampilan bagi seorang sekretaris diakui oleh Novi Hafsah Andriyani (20), alumni Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Kencana jurusan sekretaris. Menurut Novi, harus ada anggaran rutin setiap bulan untuk membeli pakaian.
"Untuk satu stel pakaian sekitar Rp 200.000, sepatu sekitar Rp 100.000, belum lagi tas, kosmetik, dan aksesoris," ujarnya.
Bertha Musty, pengajar mata kuliah Pengembangan Kepribadian dan Profesi di LPKIA Bandung menyatakan, agar menarik, sekretaris harus merias diri supaya tampak segar, dan tidak lupa menggunakan pakaian yang rapi.
"Karena mereka bekerja dari pagi hingga sore, riasan wajah tidak boleh berlebihan, yang penting tampak segar," kata Bertha menyarankan.
Pakaian sebaiknya dipilih sederhana, dan tidak mengganggu kenyamanan orang di sekitarnya. Selain itu, kata Bertha, wewangian yang digunakan harus lembut harumnya.
Sementara itu, guru Sekretaris di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) I, Liliis Nurlela, menegaskan, bagi seorang sekretaris, yang penting keterampilan bukan penampilan fisik "Penampilan diri bukan berarti cantik, melainkan rapi.
Tidak semua yang cantik itu menarik. Yang penting, bagaimana bisa tampil menarik meskipun tidak cantik," tutur Lilis.***
Dulu, sebelum kuliah di diploma tiga atau D-3 Program Komputerisasi Administrasi Bisnis di Lembaga Pendidikan Komputer Indonesia Amerika atau IAI - LPKIA, Siti Herawati (21), sering melihat tayangan televisi yang menyudutkan posisi sekretaris.
"Citra sekretaris dalam televisi kebanyakan negatif, seperti memakai rok yang pendek di atas lutut," tutur Hera.
Lain halnya dengan Yusa Fauzia Yusuf (21), mahasiswi D-3 lainnya. la dulu memandang seorang sekretaris akan lebih mudah mendapatkan pekerjaan bukan karena kemampuannya. Setelah kuliah dan mengambil studi sekretaris, citra negatif sekretaris dalam televisi tidak semuanya benar.
Sejumlah materi seperti komputer, akuntansi, pemasaran, ekspor-impor, perbankan, administrasi perkantoran, dan korespondensi dalam bahasa Inggris dipelajarinya. Porsi materi yang berhubungan dengan penampilan, misalnya tata busana, tata rias, table manner, dan pengembangan kepribadian,justru tidak banyak diberikan.
Namun, baik Hera maupun Yusa tidak menampik jika penampilan menjadi salah satu hal utama bagi seorang sekretaris. "Kalau masalah penampilan, kembali pada kepribadian masing-masing," tutur Hera.
Namun, Hera mengakui jika ingin menjadi sekretaris harus memerhatikan penampilan. "Waktu melamar pekerjaan saja, yang pertama dilihat surat lamaran dan foto. Apalagi pas memenuhi panggilan tes pasti yang dilihat pertama kali penampilan," katanya.
Penampilan
Pentingnya penampilan bagi seorang sekretaris diakui oleh Novi Hafsah Andriyani (20), alumni Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Kencana jurusan sekretaris. Menurut Novi, harus ada anggaran rutin setiap bulan untuk membeli pakaian.
"Untuk satu stel pakaian sekitar Rp 200.000, sepatu sekitar Rp 100.000, belum lagi tas, kosmetik, dan aksesoris," ujarnya.
Bertha Musty, pengajar mata kuliah Pengembangan Kepribadian dan Profesi di LPKIA Bandung menyatakan, agar menarik, sekretaris harus merias diri supaya tampak segar, dan tidak lupa menggunakan pakaian yang rapi.
"Karena mereka bekerja dari pagi hingga sore, riasan wajah tidak boleh berlebihan, yang penting tampak segar," kata Bertha menyarankan.
Pakaian sebaiknya dipilih sederhana, dan tidak mengganggu kenyamanan orang di sekitarnya. Selain itu, kata Bertha, wewangian yang digunakan harus lembut harumnya.
Sementara itu, guru Sekretaris di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) I, Liliis Nurlela, menegaskan, bagi seorang sekretaris, yang penting keterampilan bukan penampilan fisik "Penampilan diri bukan berarti cantik, melainkan rapi.
Tidak semua yang cantik itu menarik. Yang penting, bagaimana bisa tampil menarik meskipun tidak cantik," tutur Lilis.***
Beri Komentar ?#(0) | Bookmark
Properti | Nilai Properti |
---|---|
ID Publisher | JBPTPPOLBAN |
Organisasi | POLBAN |
Nama Kontak | Erlin Arvelina |
Alamat | Jl. Trsn. Gegerkalong Hilir Ds. Ciwaruga |
Kota | Bandung |
Daerah | Jawa Barat |
Negara | Indonesia |
Telepon | 022 201 3789 ext. 168, 169, 239 |
Fax | 022 201 3889 |
E-mail Administrator | erlin.arvelina@polban.ac.id |
E-mail CKO | erlin.arvelina@polban.ac.id |
Print ...
Kontributor...
- Editor: