Path: Top > Skripsi - D4 > Jurusan Teknik Kimia > Prodi T. Kimia Produksi Bersih > 2012

PRA RANCANGAN PABRIK BIOETANOL BERBAHAN BAKU SINGKONG DENGAN KAPASITAS 1750 KLITER/TAHUN

Production of Bioethanol from Cassava With Capacity of 1750 kLiters/ Year

Tugas Akhir, 010 / 2012 / KPB
Undergraduate Theses from JBPTPPOLBAN / 2018-09-03 15:05:50
Oleh : Dyah Ayu Sekarsari - 08414005 & Elsa Listya Isdar - 08414006
Dibuat : 2013-10-01, dengan 1 file

Keyword : bioethanol, singkong karet, distilasi
Subjek : Bioethanol, Distillation, Manihot Galziovii

Bioetanol (C2H5OH) merupakansalah satu senyawa alkohol yang diperoleh dari proses fermentasi komponen pati yang terkandung dalam biomassa seperti singkong. Pabrik bioethanol 96% dengan bahan baku singkong karet berkadar pati 30-33% direncanakan akan berdiri tahun 2014 di Kabupaten Lampung Tengah dengan kapasitas produksi 1750kL/ tahun. Proses utama yang digunakan hidrolisa enzimatis, fermentasi , dan pemurnian dengan metoda distilasi. Pabrik ini beroperasi secara batch pada hidrolisis, dan kontinyu saat fermentasi dan distilasi. Proses hidrolisis terdiri dari dua tahap, yaitu tahap pemasakan atau liquifikasi serta sakarifikasi. Bahan baku singkong karet sebanyak 1.600 kg/batch dicuci dan dikecilkan ukurannya sebelum masuk ke tangki liquifikasi untuk proses hidrolisa pati menjadi maltosa dengan bantuan enzim α-amilase selama 1, 5 jam. Enzim α-amylase akan paling baik kondisi pH 4,5 dan suhu 45°C dengan perbandingan pati dan enzim masing–masing terhadap sustrat adalah 30 g/L dan 8 g/L (Textor.1998). Konversi yang terjadi adalah 90%, dan menghasilkan 4.300 kg larutan maltose 12%brix. Proses selanjutnya adalah sakarifikasi selama satu jam pada suhu 60oC, dimana maltose akan diubah menjadi glukosa dengan bantuan enzim glukoamilase dengan hasil konversi 90%, sehingga menghasilkan 2.500 kg larutan glukosa 13% yang akan difermentasi oleh Sacaromyces Cereviciae. Proses fermentasi berlajan secara kontinyu selama 48 jam pada dua buah fermentor setinggi 8 m. Proses fermentasi akan menghasilkan busa yang dapat menggaggu jalannya fermentasi, sehingga dipasang sensor dan pompa vakum untuk mengeluarkan busa. Konversi yang terjadi adalah 97% dan menghasilkan 7,141% (w/w) etanol yang akan dimurnikan. Pemurnian dengan distilasi dua tahap dilakukan menggunakan dua buah packed coloum yang akan memurnikan 165 kg/jam ethanol 7,141% (w/w) menjadi 75% (w/w) dan 96% (w/w). Hasil analisis ekonomi menunjukkan Break Event Point (BEP) sebesar 49,441% dengan harga Internal Rate of Return (IRR) sebesar 60,4% dan Return of Investment (ROI) sebesar 73,9%, serta Pay Back Period (PBP) adalah 1,35 tahun setelah pabrik mulai beroperasi. Kata kunci : bioethanol, singkong karet, distilasi

Deskripsi Alternatif :

Bioethanol (C2H5OH) is one of alcohol comound which is obtained from fermentation process of starch that it contained in biomass, such as cassava. The bioethanol 96% concentrate’s plant use cassava that contained 30-33% of starch as raw material to produce 1.750 kL bioethanol/year and it would be build at 2014 in Midst Lampung District. The production use enzymatic hydrolysis, fermentation, and distillation method as the primary process. The hydrolysis procces consists of two stages, namely Liquification stages and Saccarification stages. The plant operating also has two operation mode, which is “batch” mode for enzymatic hydrolysis, and "continue" mode for fermentation and distillation. The 1.600 kg raw material per batch got wash by washing drum and size reducing by crusher before it goes into the liquification tank and having converted the starch being maltose by the enzymatical hydrolysis with adding α-amilase enzyme as the catalyst at the 1,5 hours operational time. The best condition for α-amilase enzyme is 45oC, pH 4,5 and ratio of substract concentration and enzyme solution for each soluble is 30g/L and 8 g/L (Textor.1998). The conversion rate was 90% and produced 4.300 kg maltose solution 12%Brix. The saccarification process are runs for an hour at 60oC to convert maltose to be glucose by adding gluco amylase enzyme make it converted into 90%, so 2.500 kg 13% glucose solution was made and would be fermented by Sacaromyces Cereviciae. The fermentation process running at continuous mode for 48 hours in 8 m inside two column of fermentor. The fermentation process may deliver foam as side product that would give any disturbance to the process, so each fermentor has been pair with sensor and vacuum pump to get the foam out by the column. The fermentation conversion rate was 97% and convert glucose into 7,141% (w/w) ethanol that would be purer after distillation process. The process would be held at two packed distillation column that could increase the ethanol concentration until 75% at the first column and 96% (w/w) at the last column. Based from the economy analytical, Break Event Point (BEP) of this plant is about 49,441% with 60,4% Internal Rate of Return (IRR) value and 73,9%, for Return of Investment (ROI) also Pay Back Period (PBP) of this plant is about 1,35 years after the first operation. Keywords: Bioethanol, Distillation, Manihot Galziovii

Beri Komentar ?#(0) | Bookmark

PropertiNilai Properti
ID PublisherJBPTPPOLBAN
Organisasi
Nama KontakErlin Arvelina
AlamatJl. Trsn. Gegerkalong Hilir Ds. Ciwaruga
KotaBandung
DaerahJawa Barat
NegaraIndonesia
Telepon022 201 3789 ext. 168, 169, 239
Fax022 201 3889
E-mail Administratorerlin.arvelina@polban.ac.id
E-mail CKOerlin.arvelina@polban.ac.id

Print ...

Kontributor...

  • Pembimbing 1: Harita N. Chamidy, LRSC., MT.



    Pembimbing 2: Shoerya Shoelarta, LRSC., MT., Editor: Erlin Arvelina

Download...