GDL

Setiap kegiatan perdagangan selalu mengharapkan keuntungan, apa lagi perdagangan antar negara atau perdgangan luar negeri, akan memberikan dampak bagi negara pengimpor dan pengekspor. Tapi tak jarang perdagangan luar negeri mengakibatkan masalah baru bagi kedua negara. Misalnya negara pengimpor akan menghadapi defisit neraca pembayaran, dampak penawaran dan stabilitas harga di dalam negeri. Akibat berikutnya akan mempengaruhi industri dalam negeri. Bea masuk impor komoditi pada dasarnya merupakan suatu alat untuk membuka atau menutup arus impor untuk kepentingan suatu negara. Pada tahun 1998 Indonesia memberlakukan kebijaksanaan bea masuk nol persen untuk gula impor. Kebijaksanaan yang berdampak pada industri gula di dalam negeri yang dianggap tidak efisiensi dan sebagian terpaksa tutup. Selanjutnya mengakibatkan pengangguran, sampai pada tingkat petani tebu. Upaya apa yang dapat dilakukan untuk mengatasi dampak dari kebijaksanaan ini? Akan dipaparkan secara teoritis keuntungan perdagangan luar negeri dan dampak tariff (bea impor masuk) terhadap perdagangan. Juga akan dipaparkan ilustrasiperhitungan sederhana penetapan bea masuk gula impor, yang akan memudahkan untuk dapat mengerti bagaimana menetapkan bea masuk suatu komoditi. Sebagai hasil dari penelitian akan dikemukakan bahwa bea masuk yang merupakan penghambat perdgangan dan dianggap hal yang merugikan ternyata masih dibutuhkan untukmelindungi industri gula di dalam negeri. Walaupun industri gula belum efisien, selayaknya dipertahankan karena banyaknya peluang kerja pada tingkat dasar, sambil terus diperbaiki. Ternyata penerapan kebijaksanaan bea masuk gula impor sebesar nol persen dianggap baik secara teoritis (menghilangkan hambatan perdagangan) mengakibatkan dampak buruk pada industri gula di dalam negeri dan masyarakat yang bergantung pada industri gula.

Beri Komentar ?#(0) | Bookmark