GDL

AIRBUS superjumbo A-380 yang kini sedang menghadapi ujian terbang praktis tidak menghadapi pesaing untuk pesawat berkapasitas 555 penumpang ke atas. Ini karena Boeing tak mau mengikuti langkah Airbus untuk bersaing dalam pesawat superjumbo. Menurut pemikiran Boeing, penumpang kini justru ingin bisa langsung ke kota tujuan tanpa harus melewati bandar udara besar yang bertindak sebagai pengumpul dan pembagi penumpuang (hub).



Dengan alasan itulah Boeing lalu mengembangkan jet yang ukurannya bahkan lebih kecil dibanding dengan jumbo B-747, yang kemarin ini masih berkode 7E7, namun berikutnya dikenal sebagai 787.(Catatan: Pesawat Boeing yang terakhir diluncurkan ke pasar berseri 777). B-787 yang juga diberi julukan Dreamliner atau pesawat penumpang impian merupakan pesawat generasi baru Abad ke-21, dan diperkirakan bisa mulai terbang tahun 2008.



Tetapi langkah Boeing ini pun tak dibiarkan begitu saja oleh Airbus. Konsorsium eropa ini menjawab langkah Boeingg dengan meluncurkan tipe tandingan 787, yakni A-350. Sebagaimana B787, A-350 yang sama-sama dari jenis pesawat berbadan lebar juga diadu dengan B-787 dalam soal keiritan bahan bakar--isu yang masuk akal di tengah makin mahalnya harga bahan bakar pesawat.

Beri Komentar ?#(0) | Bookmark