Path: Top > Electronics Clipping > BISNIS DAN EKONOMI
Nasabah Masih Berpikir Konvensional pada Bank Syariah
Clipping from JBPTPPOLBAN / 2013-12-16 13:46:07
Oleh : (D09), POLBAN
Dibuat : 2006-03-07, dengan 0 file
Keyword : Perbankan syariah
BANDUNG, KOMPAS: Meskipun pertumbuhan perbankan syariah di Jawa Barat dalam enam tahun terakhir terus meningkat, namun jumlah nasabahnya masih relatif kecil. Penyebabnya nasabah masih berpikir konvensional terhadap bank syariah.
Ketua Asosiasi Perbankan Syariah Indonesia (Asbisindo) Wilayah Jawa Barat Asep Ghofir Ali mengatakan, para nasabah masih banyak yang mperhitungkan bunga saat melakukan transaksi perbankan di bank syariah.
Padahal, di perbankan syariah tidak mengenal perhitungan bunga, yang ada hanya bagi hasil. "Sebab, yang dijual di bank syariah itu bukan uang, melainkan barang. Sehingga, yang harus diubah itu adalah pola pikir masyarakat terhadap bank syariah," ujar Asep, Rabu (1/3).
Prinsip manfaat
Pimpinan Bank BRI Syariah Cabang Bandung Sutrisno, mengatakan, ketika terjadi kenaikan suku bunga akhir tahun lalu, banyak nasabah bank syariah pindah ke bank konvensional.
Hingga tahun 2005, kata Sutrisno, pangsa pasar bank syariah terhadap perbankan di Jabar hanya sekitar dua persen.
Sutrisno meyakini, pertumbuhan perbankan syariah di Bandung masih akan semakin tinggi. Pasalnya, masih banyak lahan yang bisa diolah bank syariah untuk menarik nasabah.
Pada tahun 2002, pertumbuhan bank Syariah di Jabar sangat pesat, terutama di Kota Bandung. Saat ini, ada sekitar tiga bank syraiah serta lebih dari lima unit usaha syariah di bank-bank konvensional.
Secara prinsip, kata Asep, bank syariah hanya mengenal transaksi riil yang berbentuk bagi hasil, jual beli, dan pendapatan sewa.
Selain itu, bank syariah lebih mengutamakan prinsip manfaat ketimbang keuntungan maksimal, dengan tujuan mengembalikan fungsi uang sebagai alat tukar, bukan alat komoditas. Kebijakan Bank Indonesia membolehkan kantor cabang unit usaha syariah satu atap dengan bank konvensional. Hal ini, kata Sutrisno, sangat membantu perbankan syariah. Pasalnya, teknologi perbankan syariah masih jauh tertinggal.
Sistem perbankan unit usaha syariah di BRI belum terintegrasi sepenuhnya. Akibatnya, banyak nasabah yang mengalami kesulitan untuk bertransaksi dengan cepat dan mudah.
"Masih banyak daerah di luar Bandung yang belum punya kantor cabang. Bahkan, ada beberapa bank syariah yang belum punya ATM," kata Sutrisno menambahkan.***
BANDUNG, KOMPAS: Meskipun pertumbuhan perbankan syariah di Jawa Barat dalam enam tahun terakhir terus meningkat, namun jumlah nasabahnya masih relatif kecil. Penyebabnya nasabah masih berpikir konvensional terhadap bank syariah.
Ketua Asosiasi Perbankan Syariah Indonesia (Asbisindo) Wilayah Jawa Barat Asep Ghofir Ali mengatakan, para nasabah masih banyak yang mperhitungkan bunga saat melakukan transaksi perbankan di bank syariah.
Padahal, di perbankan syariah tidak mengenal perhitungan bunga, yang ada hanya bagi hasil. "Sebab, yang dijual di bank syariah itu bukan uang, melainkan barang. Sehingga, yang harus diubah itu adalah pola pikir masyarakat terhadap bank syariah," ujar Asep, Rabu (1/3).
Prinsip manfaat
Pimpinan Bank BRI Syariah Cabang Bandung Sutrisno, mengatakan, ketika terjadi kenaikan suku bunga akhir tahun lalu, banyak nasabah bank syariah pindah ke bank konvensional.
Hingga tahun 2005, kata Sutrisno, pangsa pasar bank syariah terhadap perbankan di Jabar hanya sekitar dua persen.
Sutrisno meyakini, pertumbuhan perbankan syariah di Bandung masih akan semakin tinggi. Pasalnya, masih banyak lahan yang bisa diolah bank syariah untuk menarik nasabah.
Pada tahun 2002, pertumbuhan bank Syariah di Jabar sangat pesat, terutama di Kota Bandung. Saat ini, ada sekitar tiga bank syraiah serta lebih dari lima unit usaha syariah di bank-bank konvensional.
Secara prinsip, kata Asep, bank syariah hanya mengenal transaksi riil yang berbentuk bagi hasil, jual beli, dan pendapatan sewa.
Selain itu, bank syariah lebih mengutamakan prinsip manfaat ketimbang keuntungan maksimal, dengan tujuan mengembalikan fungsi uang sebagai alat tukar, bukan alat komoditas. Kebijakan Bank Indonesia membolehkan kantor cabang unit usaha syariah satu atap dengan bank konvensional. Hal ini, kata Sutrisno, sangat membantu perbankan syariah. Pasalnya, teknologi perbankan syariah masih jauh tertinggal.
Sistem perbankan unit usaha syariah di BRI belum terintegrasi sepenuhnya. Akibatnya, banyak nasabah yang mengalami kesulitan untuk bertransaksi dengan cepat dan mudah.
"Masih banyak daerah di luar Bandung yang belum punya kantor cabang. Bahkan, ada beberapa bank syariah yang belum punya ATM," kata Sutrisno menambahkan.***
Beri Komentar ?#(0) | Bookmark
Properti | Nilai Properti |
---|---|
ID Publisher | JBPTPPOLBAN |
Organisasi | POLBAN |
Nama Kontak | Erlin Arvelina |
Alamat | Jl. Trsn. Gegerkalong Hilir Ds. Ciwaruga |
Kota | Bandung |
Daerah | Jawa Barat |
Negara | Indonesia |
Telepon | 022 201 3789 ext. 168, 169, 239 |
Fax | 022 201 3889 |
E-mail Administrator | erlin.arvelina@polban.ac.id |
E-mail CKO | erlin.arvelina@polban.ac.id |
Print ...
Kontributor...
- Editor: