Path: Top > Electronics Clipping > ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI > AERONAUTIKA

Prosedur Keselamatan Penerbangan Harus Diutamakan

KOMPAS, Rabu, 1 Maret 2006, Hal.25
Clipping from JBPTPPOLBAN / 2013-12-16 13:45:54
Oleh : (D15/GUN) , POLBAN
Dibuat : 2006-03-07, dengan 0 file

Keyword : Pesawat,Cessna, Superable

BANDUNG, KOMPAS - Peristiwa jatuhnya pesawat Cessna SR 2500 di Desa Wanareja, Kecamatan Cibogo, Kabupaten Subang, Jawa Barat, Sabtu lalu, adalah sebuah pelajaran berharga bahwa faktor keselamatan dalam penerbangan harus diutamakan. Kenyataan yang terjadi di darat kadang tidak seperti saat berada di udara.


Hal itu dikemukakan Ketua Federasi Aero Sport Indonesia (PASI) Daerah Jabar Kolonel Penerbang Bambang Eddy Poerwanto, Senin (27/2). Para pilot pesawat beserta teknisi harus cepat tanggap apabila terjadi gangguan saat terbang. Salah satunya adalah dengan melihat indikator pesawat.
"Apabila sudah menunjukkan tingkat waspada atau wama kuning, penyebabnya harus segera ditangani. Namun, jika diperkirakan tidak sempat, harus segera mendarat atau mencari tempat pendaratan darurat," ujar Eddy.


Dalam berbagai kasus, lanjut dia, sering kali pesawat yang lolos inspeksi di darat mengalami gangguan di udara. Penyebabnya bisa karena sistem pendingin yang kurang bagus atau ada keanehan pada kerja mesin sehingga cepat panas.



Terkena tanggul



Berkaca dari peristiwa jatuhnya pesawat Superable SR 2500 di Kabupaten Subang, Eddy mengharapkan agar para teknisi bekerja lebih keras dalam memastikan kelaikan pesawat untuk terbang. Tujuannya adalah zero accident atau tanpa kecelakaan.


Pesawat Superable SR 2500 milik Aeroclub FASI yang dipiloti Kapten Arief Mulyawan yang bekerja di PT Dirgantara Indonesia sejak 1 Desember 1997 itu jatuh Sabtu pekan lalu. Penyebab jatuhnya pesawat diduga karena mesin pesawat kehilangan tenaga. Selain Arief, kopilot Iman Santoso juga tewas dalam kecelakaan ini. Adapun dua awak lainnya luka-luka.


Eddy menjelaskan, dari keterangan yang ia dapat, prosedur keselamatan sebenarnya sudah dilakukan para awak pesawat tersebut. Hanya saja, mereka kesulitan mencari tempat mendarat karena kondisi di perkebunan Cinangsi yang berbukit-bukit.
"Seperti yang terlihat, bangkai pesawat seolah terhunjam ke tanah. Pesawat sudah berusaha mendarat darurat, hanya saja badan pesawat terkena tanggul sehingga hidung pesawat langsung terhunjam ke bawah," ujar Eddy.


Prosedur penanganan saat mesin pesawat terlalu panas, lanjutnya, berbeda untuk tiap jenis pesawat. Ada sebagian pesawat yang mengurangi kekuatan mesin sehingga kerja piston berkurang. Mesin yang menggunakan piston sering langsung berhenti saat kondisinya terlalu panas.


Sementara itu, Sekretaris Perusahaan PT Dirgantara Indonesia Mochtar Sharief menjelaskan, pesawat yang jatuh di perkebunan Cinangsi itu adalah pesawat Superable SR 2500 milik Aeroclub FASI.
"Bukan kepunyaan Aeroclub PT DI seperti ditulis Kompas kata Mochtar Sharief dalam faksimile yang dikirim Senin kemarin. Dia menjelaskan, kapten pilot Arief Mulyawan memang benar karyawan PT DI.


Menurut Mochtar, almarhum Arief Mulyawan yang lahir tanggal 3 Mei 1973 itu mulai bekerja di PT DI sejak 1 Desember 1997. Kecelakaan tersebut terjadi saat Arief melaksanakan kegiatan olahraga kedirgantaraan kegemarannya.***

Deskripsi Alternatif :

BANDUNG, KOMPAS - Peristiwa jatuhnya pesawat Cessna SR 2500 di Desa Wanareja, Kecamatan Cibogo, Kabupaten Subang, Jawa Barat, Sabtu lalu, adalah sebuah pelajaran berharga bahwa faktor keselamatan dalam penerbangan harus diutamakan. Kenyataan yang terjadi di darat kadang tidak seperti saat berada di udara.


Hal itu dikemukakan Ketua Federasi Aero Sport Indonesia (PASI) Daerah Jabar Kolonel Penerbang Bambang Eddy Poerwanto, Senin (27/2). Para pilot pesawat beserta teknisi harus cepat tanggap apabila terjadi gangguan saat terbang. Salah satunya adalah dengan melihat indikator pesawat.
"Apabila sudah menunjukkan tingkat waspada atau wama kuning, penyebabnya harus segera ditangani. Namun, jika diperkirakan tidak sempat, harus segera mendarat atau mencari tempat pendaratan darurat," ujar Eddy.


Dalam berbagai kasus, lanjut dia, sering kali pesawat yang lolos inspeksi di darat mengalami gangguan di udara. Penyebabnya bisa karena sistem pendingin yang kurang bagus atau ada keanehan pada kerja mesin sehingga cepat panas.



Terkena tanggul



Berkaca dari peristiwa jatuhnya pesawat Superable SR 2500 di Kabupaten Subang, Eddy mengharapkan agar para teknisi bekerja lebih keras dalam memastikan kelaikan pesawat untuk terbang. Tujuannya adalah zero accident atau tanpa kecelakaan.


Pesawat Superable SR 2500 milik Aeroclub FASI yang dipiloti Kapten Arief Mulyawan yang bekerja di PT Dirgantara Indonesia sejak 1 Desember 1997 itu jatuh Sabtu pekan lalu. Penyebab jatuhnya pesawat diduga karena mesin pesawat kehilangan tenaga. Selain Arief, kopilot Iman Santoso juga tewas dalam kecelakaan ini. Adapun dua awak lainnya luka-luka.


Eddy menjelaskan, dari keterangan yang ia dapat, prosedur keselamatan sebenarnya sudah dilakukan para awak pesawat tersebut. Hanya saja, mereka kesulitan mencari tempat mendarat karena kondisi di perkebunan Cinangsi yang berbukit-bukit.
"Seperti yang terlihat, bangkai pesawat seolah terhunjam ke tanah. Pesawat sudah berusaha mendarat darurat, hanya saja badan pesawat terkena tanggul sehingga hidung pesawat langsung terhunjam ke bawah," ujar Eddy.


Prosedur penanganan saat mesin pesawat terlalu panas, lanjutnya, berbeda untuk tiap jenis pesawat. Ada sebagian pesawat yang mengurangi kekuatan mesin sehingga kerja piston berkurang. Mesin yang menggunakan piston sering langsung berhenti saat kondisinya terlalu panas.


Sementara itu, Sekretaris Perusahaan PT Dirgantara Indonesia Mochtar Sharief menjelaskan, pesawat yang jatuh di perkebunan Cinangsi itu adalah pesawat Superable SR 2500 milik Aeroclub FASI.
"Bukan kepunyaan Aeroclub PT DI seperti ditulis Kompas kata Mochtar Sharief dalam faksimile yang dikirim Senin kemarin. Dia menjelaskan, kapten pilot Arief Mulyawan memang benar karyawan PT DI.


Menurut Mochtar, almarhum Arief Mulyawan yang lahir tanggal 3 Mei 1973 itu mulai bekerja di PT DI sejak 1 Desember 1997. Kecelakaan tersebut terjadi saat Arief melaksanakan kegiatan olahraga kedirgantaraan kegemarannya.***

Beri Komentar ?#(0) | Bookmark

PropertiNilai Properti
ID PublisherJBPTPPOLBAN
OrganisasiPOLBAN
Nama KontakErlin Arvelina
AlamatJl. Trsn. Gegerkalong Hilir Ds. Ciwaruga
KotaBandung
DaerahJawa Barat
NegaraIndonesia
Telepon022 201 3789 ext. 168, 169, 239
Fax022 201 3889
E-mail Administratorerlin.arvelina@polban.ac.id
E-mail CKOerlin.arvelina@polban.ac.id

Print ...

Kontributor...

  • Editor: