Print ...

Kontributor...

  • Editor:

Path: Top > Electronics Clipping > BISNIS DAN EKONOMI

Regulasi & Efisiensi Tentukan Strategi ILM

BISNIS INDONESIA, Sabtu, 25 Maret 2006, Hal. 5
Clipping from JBPTPPOLBAN / 2013-12-16 13:46:07
Oleh : Deriz S. Syarief, POLBAN
Dibuat : 2006-03-29, dengan 0 file

Keyword : Information Lifecycle Management, e-mail

JAKARTA: Penerapan regulasi dan efisiensi biaya pengelolaan sistem penyimpanan menjadi dua faktor pendorong kebutuhan produk dan layanan terkait strategi Information Lifecycle Management (ILM) di Indonesia.


Secara umum strategi ILM mengacu pada proses mengelola informasi mulai dari pembuatan, penyimpanan, akses dan pembuangannya berdasarkan prioritas dan nilai informasi tersebut terhadap bisnis.
"Ada lebih dari 10.000 standar kepatutan di seluruh dunia. Di Indonesia sendiri ada API [Arsitektur Perbankan Indonesia] dan Basel II," kata Bernard Chitty, Director Storage Solution, divisi Storage Works Hewlett-Packard untuk Asia Tenggara belum lama ini.


Ada banyak regulasi yang mewajibkan perusahaan menyimpan informasi dalam jangka waktu tertentu, bahkan hingga delapan tahun. persoalannya, menyimpan dan memelihara data membutuhkan biaya yang semakin besar seiring kapasitasnya.


Chitty mengatakan tidak tepat jika menyimpan seluruh data pada media penyimpanan yang paling mahal. Biaya penyimpanan antara lain tergantung dari tingkat ketersediaannya, semakin tersedia informasi itu diperoleh, semakin mahal biayanya.


Sebagai contoh, media penyimpanan flash disk dimana informasi dengan cepat bisa diperoleh pengguna lebih mahal biaya per megabyte (MB) daripada media hard disk, optical disk hingga back-up tape.


Strategi ILM menawarkan kemampuan sistem penyimpanan perusahaan untuk memilah-milah informasi berdasarkan nilainya terhadap bisnis, lalu menyimpannya sesuai jenis media storage.



Tumbuh 61 %



Berdasarkan satu studi, data-data penting yang sering diakses--disebut juga operational data--pertumbuhan tahunannya mencapai 61%. Sebaliknya data referensi yang jarang dipakai dan hanya sebagai rujukan, tumbuh 91% setiap tahunnya.
"Jadi, tidak efisien jika semua data termasuk kategori reference data disimpan dalam media storage yang sama dengan operational data," ujar Chitty.


Andreas Schmidt, Product Marketing Manager Hewlett-Packard untuk Asia Tenggara, mengatakan pertumbuhan jenis data referensi lebih besar karena regulasi menetapkan e-mail sebagai informasi yang harus disimpan.
"Bayangkan berapa banyak e-mail yang beredar di perusahaan setiap hari, penyimpanan e-mail lebih sulit karena termasuk data tak terstruktur tapi sangat penting," katanya.


Regulasi Sarbanes-Oxley Act (SOX) mensyaratkan perusahaan publik menyimpan semua informasi yang terlibat dalam proses pembuatan laporan keuangan, sehingga asal-usul sebuah angka bisa ditelusuri lebih lanjut.


Persoalannya, perusahaan belum memperlakukan e-mail sebagai data, sehingga menyimpannya dalam mail server. Padahal mail server bukan database server sehingga dengan beban data yang begitu banyak, kinerjanya merosot.***

Deskripsi Alternatif :

JAKARTA: Penerapan regulasi dan efisiensi biaya pengelolaan sistem penyimpanan menjadi dua faktor pendorong kebutuhan produk dan layanan terkait strategi Information Lifecycle Management (ILM) di Indonesia.


Secara umum strategi ILM mengacu pada proses mengelola informasi mulai dari pembuatan, penyimpanan, akses dan pembuangannya berdasarkan prioritas dan nilai informasi tersebut terhadap bisnis.
"Ada lebih dari 10.000 standar kepatutan di seluruh dunia. Di Indonesia sendiri ada API [Arsitektur Perbankan Indonesia] dan Basel II," kata Bernard Chitty, Director Storage Solution, divisi Storage Works Hewlett-Packard untuk Asia Tenggara belum lama ini.


Ada banyak regulasi yang mewajibkan perusahaan menyimpan informasi dalam jangka waktu tertentu, bahkan hingga delapan tahun. persoalannya, menyimpan dan memelihara data membutuhkan biaya yang semakin besar seiring kapasitasnya.


Chitty mengatakan tidak tepat jika menyimpan seluruh data pada media penyimpanan yang paling mahal. Biaya penyimpanan antara lain tergantung dari tingkat ketersediaannya, semakin tersedia informasi itu diperoleh, semakin mahal biayanya.


Sebagai contoh, media penyimpanan flash disk dimana informasi dengan cepat bisa diperoleh pengguna lebih mahal biaya per megabyte (MB) daripada media hard disk, optical disk hingga back-up tape.


Strategi ILM menawarkan kemampuan sistem penyimpanan perusahaan untuk memilah-milah informasi berdasarkan nilainya terhadap bisnis, lalu menyimpannya sesuai jenis media storage.



Tumbuh 61 %



Berdasarkan satu studi, data-data penting yang sering diakses--disebut juga operational data--pertumbuhan tahunannya mencapai 61%. Sebaliknya data referensi yang jarang dipakai dan hanya sebagai rujukan, tumbuh 91% setiap tahunnya.
"Jadi, tidak efisien jika semua data termasuk kategori reference data disimpan dalam media storage yang sama dengan operational data," ujar Chitty.


Andreas Schmidt, Product Marketing Manager Hewlett-Packard untuk Asia Tenggara, mengatakan pertumbuhan jenis data referensi lebih besar karena regulasi menetapkan e-mail sebagai informasi yang harus disimpan.
"Bayangkan berapa banyak e-mail yang beredar di perusahaan setiap hari, penyimpanan e-mail lebih sulit karena termasuk data tak terstruktur tapi sangat penting," katanya.


Regulasi Sarbanes-Oxley Act (SOX) mensyaratkan perusahaan publik menyimpan semua informasi yang terlibat dalam proses pembuatan laporan keuangan, sehingga asal-usul sebuah angka bisa ditelusuri lebih lanjut.


Persoalannya, perusahaan belum memperlakukan e-mail sebagai data, sehingga menyimpannya dalam mail server. Padahal mail server bukan database server sehingga dengan beban data yang begitu banyak, kinerjanya merosot.***

Beri Komentar ?#(0) | Bookmark

PropertiNilai Properti
ID PublisherJBPTPPOLBAN
OrganisasiPOLBAN
Nama KontakErlin Arvelina
AlamatJl. Trsn. Gegerkalong Hilir Ds. Ciwaruga
KotaBandung
DaerahJawa Barat
NegaraIndonesia
Telepon022 201 3789 ext. 168, 169, 239
Fax022 201 3889
E-mail Administratorerlin.arvelina@polban.ac.id
E-mail CKOerlin.arvelina@polban.ac.id