GDL

SHENZHEN: Rencana pembangunan pembangkit listrik berbahan bakar batu bara diperkirakan menghemat pembiayaan PT PLN untuk pembayaran BBM sebesar Rp42 triliun per tahun. Dengan kata lain, PLN akan menjadi lebih efisien.



Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Purnomo Yusgiantoro menyatakan dengan tidak dinaikkannya tarif dasar listrik saat ini, kondisi PT PLN sedikit sulit.
"Memang saat ini keuangan PLN berdarah-darah, tapi itu dalam jangka pendek. Ke depan akan ada opportunity perpindahan bahan bakar dari BBM ke batu bara. Jadi PLN akan menghemat pembayaran BBM sebesar Rp42 triliun," tuturnya ketika mendampingi Wakil Presiden Jusuf Kalla meninjau pabrik generator dan turbin, Shanghai Turbin, di China, kemarin.



Sementara itu, General Manager PT PLN pembangkitan Muara Tawar, Nasri Sebayang, menyatakan selama ini bahan bakar minyak yang dibutuhkan untuk pembangkitan mencapai delapan juta kilo liter per tahun.



Dia menambahkan upaya pemerintah untuk melakukan konversi pembangkit dari BBM ke batu bara adalah langkah tepat. Selain itu, ujarnya, tingkat efisiensi batu bara mencapai 60%-70% dari bahan bakar lainnya.



Hal ini, tambahnya, karena bahan bakar lain seperti gas tidak dapat diprediksikan harganya.



Menurut Nasri, harga gas yang saat ini murah tidak akan bertahan pada tahun-tahun mendatang. "Kebutuhan konsumen tentang gas sangat besar, dan harga gas selalu mengikuti harga minyak dunia. Jadi penggunaan batu bara adalah langkah yang tepat karena lebih murah," katanya.



Nasri mengatakan pengadaan batu bara sebagai bahan bakar pembangkit ini akan dilakukan dengan pola tender.



Ketua Komisi VII DPR Agusman Effendi menyatakan pada dasarnya DPR setuju dengan upaya pemerintah untuk mengkonversikan pembangkit listrik bertenaga BBM dengan batu bara.
"Efisiensi yang dilakukan sangat besar. Pada prinsipnya kami mendukung asalkan semua yang dilakukan pemerintah ini tidak melanggar UU," katanya.***

Beri Komentar ?#(0) | Bookmark