Path: Top > Electronics Clipping > ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI > KIMIA, LINGKUNGAN & ENERGI
Pemerintah Siapkan Rp 70 Miliar untuk Biodiesel
Clipping from JBPTPPOLBAN / 2013-12-16 14:03:02
Oleh : (OIN) , POLBAN
Dibuat : 2006-04-07, dengan 0 file
Keyword : Biodiesel, energi alternatif
JAKARTA, KOMPAS - Pemerintah menyiapkan anggaran Rp 70 miliar untuk membangun empat pabrik pengolah biodiesel berbahan minyak jarak dan minyak kelapa sawit mentah atau CPO.
Keempat pabrik tersebut diharapkan mulai beroperasi sebelum akhir tahun 2006. Biodiesel merupakan salah satu energi alternatif.
Menteri Perindustrian Fahmi Idris mengungkapkan hal tersebut seusai menghadiri Rapat Koordinasi Terbatas dengan Menteri Koordinator Perekonomian Boediono tentang Energi Alternatif di Kantor Departemen Keuangan di Jakarta hari Rabu (5/4). Menurut Fahmi, kapasitas keempat pabrik tersebut masih tergolong kecil, yakni hanya menghasilkan 6.000 ton biodiesel per tahun.
Pembangunan keempat pabrik itu merupakan proyek percontohan pemerintah guna mengembangkan energi alternatif dalam jangka pendek.
"Ini merupakan hasil pembahasan tentang energi alternatif sebagai tindak lanjut atas beberapa kebijakan yang sudah ada dan dalam rapat koordinasi tadi dibicarakan beberapa hal untuk menata program aksinya. Oleh karena itu, dalam jangka pendek, sudah disediakan anggaran untuk membangun beberapa proyek penghasil biodiesel," katanya.
Fahmi mengatakan, Departemen Pertanian ditugaskan menyiapkan lahan di beberapa daerah yang akan digunakan untuk menanam pohon jarak.
Sementara itu, pembangunan dan pengelolaan keempat pabrik biodiesel tersebut merupakan tanggungjawab Departemen Perindustrian.
"Kami juga akan bekerja sama dengan Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral. Total angaran untuk semua proyek ini adalah Rp 300 miliar. Dari jumlah itu, Rp 70 miliar di antaranya diberikan kepada Departemen Perindustrian," kata Fahmi.
Menurut Fahmi, mesin yang akan digunakan pada keempat pabrik biodiesel itu adalah mesin yang dapat mengolah minyak jarak dan kelapa sawit sekaligus. Dengan demikian, lokasi pembangunan keempat pabrik tersebut harus berdekatan dengan perkebunan jarak dan kelapa sawit.
"Rancangan yang sudah disepakati, pabriknya bisa di Kalimantan atau di Sumatera. Kami juga akan bekerja sama dengan daerah setempat," katanya.
Menteri Negara Riset dan Teknologi Kusmayanto Kadiman mengatakan, pembuatan mesin penghasil biodiesel tidak memerlukan teknologi yang rumit.
"Masalahnya adalah menciptakan pasar bagi energi alternatif itu. Dari segi harga, pada posisi harga Rp 3.500 per liter saja, biodiesel sudah menguntungkan.
Apalagi dengan harga solar saat ini yang sudah mencapai Rp 4.300 per liter dan premiun Rp 4.500 per liter," katanya.***
JAKARTA, KOMPAS - Pemerintah menyiapkan anggaran Rp 70 miliar untuk membangun empat pabrik pengolah biodiesel berbahan minyak jarak dan minyak kelapa sawit mentah atau CPO.
Keempat pabrik tersebut diharapkan mulai beroperasi sebelum akhir tahun 2006. Biodiesel merupakan salah satu energi alternatif.
Menteri Perindustrian Fahmi Idris mengungkapkan hal tersebut seusai menghadiri Rapat Koordinasi Terbatas dengan Menteri Koordinator Perekonomian Boediono tentang Energi Alternatif di Kantor Departemen Keuangan di Jakarta hari Rabu (5/4). Menurut Fahmi, kapasitas keempat pabrik tersebut masih tergolong kecil, yakni hanya menghasilkan 6.000 ton biodiesel per tahun.
Pembangunan keempat pabrik itu merupakan proyek percontohan pemerintah guna mengembangkan energi alternatif dalam jangka pendek.
"Ini merupakan hasil pembahasan tentang energi alternatif sebagai tindak lanjut atas beberapa kebijakan yang sudah ada dan dalam rapat koordinasi tadi dibicarakan beberapa hal untuk menata program aksinya. Oleh karena itu, dalam jangka pendek, sudah disediakan anggaran untuk membangun beberapa proyek penghasil biodiesel," katanya.
Fahmi mengatakan, Departemen Pertanian ditugaskan menyiapkan lahan di beberapa daerah yang akan digunakan untuk menanam pohon jarak.
Sementara itu, pembangunan dan pengelolaan keempat pabrik biodiesel tersebut merupakan tanggungjawab Departemen Perindustrian.
"Kami juga akan bekerja sama dengan Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral. Total angaran untuk semua proyek ini adalah Rp 300 miliar. Dari jumlah itu, Rp 70 miliar di antaranya diberikan kepada Departemen Perindustrian," kata Fahmi.
Menurut Fahmi, mesin yang akan digunakan pada keempat pabrik biodiesel itu adalah mesin yang dapat mengolah minyak jarak dan kelapa sawit sekaligus. Dengan demikian, lokasi pembangunan keempat pabrik tersebut harus berdekatan dengan perkebunan jarak dan kelapa sawit.
"Rancangan yang sudah disepakati, pabriknya bisa di Kalimantan atau di Sumatera. Kami juga akan bekerja sama dengan daerah setempat," katanya.
Menteri Negara Riset dan Teknologi Kusmayanto Kadiman mengatakan, pembuatan mesin penghasil biodiesel tidak memerlukan teknologi yang rumit.
"Masalahnya adalah menciptakan pasar bagi energi alternatif itu. Dari segi harga, pada posisi harga Rp 3.500 per liter saja, biodiesel sudah menguntungkan.
Apalagi dengan harga solar saat ini yang sudah mencapai Rp 4.300 per liter dan premiun Rp 4.500 per liter," katanya.***
Beri Komentar ?#(0) | Bookmark
Properti | Nilai Properti |
---|---|
ID Publisher | JBPTPPOLBAN |
Organisasi | POLBAN |
Nama Kontak | Erlin Arvelina |
Alamat | Jl. Trsn. Gegerkalong Hilir Ds. Ciwaruga |
Kota | Bandung |
Daerah | Jawa Barat |
Negara | Indonesia |
Telepon | 022 201 3789 ext. 168, 169, 239 |
Fax | 022 201 3889 |
E-mail Administrator | erlin.arvelina@polban.ac.id |
E-mail CKO | erlin.arvelina@polban.ac.id |
Print ...
Kontributor...
- Editor: