Path: Top > Electronics Clipping > BISNIS DAN EKONOMI
Transaksi Visa Tahun 2005 Melonjak 62 Persen
Clipping from JBPTPPOLBAN / 2013-12-16 13:46:07
Oleh : (TAV) , POLBAN
Dibuat : 2006-03-27, dengan 0 file
Keyword : kartu visa
JAKARTA, KOMPAS - Jumlah transaksi kartu visa melonjak 62 persen menjadi 242 juta transaksi pada tahun 2005 dibandingkan tahun 2004. Peningkatan signifikan itu menggambarkan bahwa masyarakat Indonesia sudah lebih senang bertransaksi menggunakan kartu dibandingkan membayar dengan tunai.
Demikian dikemukakan Country Manager Indonesia Visa International Ellyana C Fuad saat jumpa pers Rabu (22/3) di Jakarta. "Visa memiliki visi untuk mempercepat penerapan pembayaran elektronik yang modern dan efisien di Indonesia, yang berangsur-angsur menggantikan penggunaan uang tunai. Pertumbuhan produk pembayaran visa membuktikan sistem pembayaran elektronik memberikan kemudahan, keamanan, dan pengawasan lebih baik," katanya.
Jumlah kartu visa di Indonesia pada tahun 2005 mencapai 13,1 juta kartu yang terdiri dari 4,5 juta kartu kredit dan 8,7 juta kartu debet," kata Ellyana.
Visa yang hadir di Indonesia sejak tahun 1983 menjadi pemimpin pasar dengan pangsa sebesar 70 persen. Di Asia Pasifik, visa juga memimpin dengan pangsa 62 persen.
Saat ini visa bekerja sama dengan 16 bank dalam mengeluarkan produk-produknya. Jumlah merchant (mitra) mencapai 99.000 atau naik 27 persen di banding tahun 2004. Sementara jumlah ATM visa naik 9 persen menjadi 11.300 ATM.
Lima bank teratas penerbit kartu visa yaitu, Bank Mandiri, Citibank, Bank Negara Indonesia, Hongkong Shanghai Bank Corporation (HSBC), dan Bank Central Asia. "Kami tidak bisa menyebutkan siapa yang menerbitkan kartu visa paling banyak, sebab angkanya berubah-ubah. Tapi ini lima terbesar," katanya.
Ellyana mengungkapkan, Visa lndonesia pada tahun 2006 akan mengincar empat sektor baru, yaitu belanja pemerintah, pembayaran pembelian bahan bakar minyak (pembayaran di stasiun pengisian bahan bakar umum), pembayaran listrik, dan pembayaran pajak. "Dari empat sektor ini potensi pasarnya kami prediksikan mencapai 10 miliar dollar AS atau setara Rp 100 triliun," katanya.
Di wilayah Asia Pasifik, visa mencatat rekor volume penjualan ritel sebesar 391 miliar dollar AS di tahun 2005 atau meningkat lebih dari 65 miliar dollar AS dari tahun 2004. Jumlah kartu visa yang diterbitkan di Asia Pasifik tumbuh menjadi 277 juta, meningkat 42 juta kartu dari posisi pada tahun 2004.
Di sektor pariwisata, meski sempat terpukul akibat Bom Bali II ditambah kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM), pembelanjaan para pemegang kartu visa di kuartal IV tahun 2005 naik 7 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu menjadi Rp 1,3 triliun.
Sementara itu, MasterCard International melalui siaran persnya memproyeksikan, sekitar dua juta warga negara Indonesia melakukan perjalanan ke luar negeri selama enam bulan mendatang dengan pertumbuhan per tahun 2,6 persen. Masyarakat Indonesia semakin sering melakukan perjalanan, di mana 30 persen merupakan perjalanan bisnis.
Survei yang meliputi 12 pasar utama ini menunjukkan bahwa perjalanan ke luar negeri dari Filipina dan Malaysia tumbuh paling besar, yaitu masing-masing 13,5 persen dan 11,2 persen per tahun.***
JAKARTA, KOMPAS - Jumlah transaksi kartu visa melonjak 62 persen menjadi 242 juta transaksi pada tahun 2005 dibandingkan tahun 2004. Peningkatan signifikan itu menggambarkan bahwa masyarakat Indonesia sudah lebih senang bertransaksi menggunakan kartu dibandingkan membayar dengan tunai.
Demikian dikemukakan Country Manager Indonesia Visa International Ellyana C Fuad saat jumpa pers Rabu (22/3) di Jakarta. "Visa memiliki visi untuk mempercepat penerapan pembayaran elektronik yang modern dan efisien di Indonesia, yang berangsur-angsur menggantikan penggunaan uang tunai. Pertumbuhan produk pembayaran visa membuktikan sistem pembayaran elektronik memberikan kemudahan, keamanan, dan pengawasan lebih baik," katanya.
Jumlah kartu visa di Indonesia pada tahun 2005 mencapai 13,1 juta kartu yang terdiri dari 4,5 juta kartu kredit dan 8,7 juta kartu debet," kata Ellyana.
Visa yang hadir di Indonesia sejak tahun 1983 menjadi pemimpin pasar dengan pangsa sebesar 70 persen. Di Asia Pasifik, visa juga memimpin dengan pangsa 62 persen.
Saat ini visa bekerja sama dengan 16 bank dalam mengeluarkan produk-produknya. Jumlah merchant (mitra) mencapai 99.000 atau naik 27 persen di banding tahun 2004. Sementara jumlah ATM visa naik 9 persen menjadi 11.300 ATM.
Lima bank teratas penerbit kartu visa yaitu, Bank Mandiri, Citibank, Bank Negara Indonesia, Hongkong Shanghai Bank Corporation (HSBC), dan Bank Central Asia. "Kami tidak bisa menyebutkan siapa yang menerbitkan kartu visa paling banyak, sebab angkanya berubah-ubah. Tapi ini lima terbesar," katanya.
Ellyana mengungkapkan, Visa lndonesia pada tahun 2006 akan mengincar empat sektor baru, yaitu belanja pemerintah, pembayaran pembelian bahan bakar minyak (pembayaran di stasiun pengisian bahan bakar umum), pembayaran listrik, dan pembayaran pajak. "Dari empat sektor ini potensi pasarnya kami prediksikan mencapai 10 miliar dollar AS atau setara Rp 100 triliun," katanya.
Di wilayah Asia Pasifik, visa mencatat rekor volume penjualan ritel sebesar 391 miliar dollar AS di tahun 2005 atau meningkat lebih dari 65 miliar dollar AS dari tahun 2004. Jumlah kartu visa yang diterbitkan di Asia Pasifik tumbuh menjadi 277 juta, meningkat 42 juta kartu dari posisi pada tahun 2004.
Di sektor pariwisata, meski sempat terpukul akibat Bom Bali II ditambah kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM), pembelanjaan para pemegang kartu visa di kuartal IV tahun 2005 naik 7 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu menjadi Rp 1,3 triliun.
Sementara itu, MasterCard International melalui siaran persnya memproyeksikan, sekitar dua juta warga negara Indonesia melakukan perjalanan ke luar negeri selama enam bulan mendatang dengan pertumbuhan per tahun 2,6 persen. Masyarakat Indonesia semakin sering melakukan perjalanan, di mana 30 persen merupakan perjalanan bisnis.
Survei yang meliputi 12 pasar utama ini menunjukkan bahwa perjalanan ke luar negeri dari Filipina dan Malaysia tumbuh paling besar, yaitu masing-masing 13,5 persen dan 11,2 persen per tahun.***
Beri Komentar ?#(0) | Bookmark
Properti | Nilai Properti |
---|---|
ID Publisher | JBPTPPOLBAN |
Organisasi | POLBAN |
Nama Kontak | Erlin Arvelina |
Alamat | Jl. Trsn. Gegerkalong Hilir Ds. Ciwaruga |
Kota | Bandung |
Daerah | Jawa Barat |
Negara | Indonesia |
Telepon | 022 201 3789 ext. 168, 169, 239 |
Fax | 022 201 3889 |
E-mail Administrator | erlin.arvelina@polban.ac.id |
E-mail CKO | erlin.arvelina@polban.ac.id |
Print ...
Kontributor...
- Editor: