Print ...

Kontributor...

  • Editor:

Path: Top > Electronics Clipping > BISNIS DAN EKONOMI

Sanggupkah Bank Syariah Membalik Arus?

Gray literature from JBPTPPOLBAN / 2013-12-16 13:47:41
Oleh : Irsad, POLBAN (Irsad.sati@bisnis.co.id)
Dibuat : 2006-01-11, dengan 0 file

Keyword : bank, perbankan, industri
Url : http://

Sedikit istirahat, lebih banyak bekerja, dan rajin berjualan semestinya jadi acuan perbankan syariah dalam menapaki usaha di sepanjang tahun ini. Karena hanya dengan cara seperti itulah industri perbankan syariah bisa melawan arus semua perkiraan danprediksi kondisi pasar tahun ini yang diperkirakan tidak berpihak terhadap industri tersebut. Ekspektasi makro ekonomi dan prospek secara indusni hanya menyisakan ruang bagi perbankan syariah untuk tumbuh paling tinggi 50% tahun ini. Menyusul kinerja 2005 yang diperkirakan hanya tumbuh 45%-50%, maka proyeksi realisasi tahun ini akan menjadi angka pertumbuhan terendah yang dialami industri ini sejak mulai dibangun pada 1992lalu, ketika Bank Muamalat Indonesia didirikan. Sejak saat itu hingga penghujung 2004, industri perbankan syariah selalu tumbuh antara 80% hingga 90% per tahun sehingga mencapai asset Rp15,21 triliun dengan total jumlah bank mencapai 18 bank.

Sebab itu, bank syariah dituntut bekerja lebih keras. Orang-orang di perbankan syariah harus bekerja berdasarkan patokan mereka sendiri dengan target yang diinginkan. Kalau memang ingin tumbuh lebih besar berarti harus bekerja lebih dari yang lain. Artinya, banyak bekerja bagi kalangan perbankan syariah berarti juga bermakna banyak berbuat dalam kerangka keadilan, kemaslahatan dan keseimbangan untuk mencapai masyarakat yang sejahtera secara material dan spiritual. Hal ini sejalan dengan visi pengembangan perbankan syariah yang dikembangkan BI.

Pengaruh Konvensional

Tidak bisa dipungkiri yang menjadi penyebab melambatnya pertumbuhan bank syariah sejak 2005 dan tampaknya berpengaruh hingga tahun ini adalah akibat memburuknya instrumen moneter di sektor konvensional. Dalam hal ini, terkait dengan lonjakan BI Rate yang menjadi instrumen dalam menjaga ekspektasi bagi penetapan tingkat suku bunga tabungan dan pinjaman pada perbankan konvensional. Sejak kenaikan BI rate pada angka 8% pertengahan tahun mulai memacu tingkat bagi hasil di perbankan syariah. Padahal, kalau merujuk kepada indikator industri perbankan syariah tidak ada yang bergejolak, semua berjalan terkendali.

Deskripsi Alternatif :

Sedikit istirahat, lebih banyak bekerja, dan rajin berjualan semestinya jadi acuan perbankan syariah dalam menapaki usaha di sepanjang tahun ini. Karena hanya dengan cara seperti itulah industri perbankan syariah bisa melawan arus semua perkiraan danprediksi kondisi pasar tahun ini yang diperkirakan tidak berpihak terhadap industri tersebut. Ekspektasi makro ekonomi dan prospek secara indusni hanya menyisakan ruang bagi perbankan syariah untuk tumbuh paling tinggi 50% tahun ini. Menyusul kinerja 2005 yang diperkirakan hanya tumbuh 45%-50%, maka proyeksi realisasi tahun ini akan menjadi angka pertumbuhan terendah yang dialami industri ini sejak mulai dibangun pada 1992lalu, ketika Bank Muamalat Indonesia didirikan. Sejak saat itu hingga penghujung 2004, industri perbankan syariah selalu tumbuh antara 80% hingga 90% per tahun sehingga mencapai asset Rp15,21 triliun dengan total jumlah bank mencapai 18 bank.

Sebab itu, bank syariah dituntut bekerja lebih keras. Orang-orang di perbankan syariah harus bekerja berdasarkan patokan mereka sendiri dengan target yang diinginkan. Kalau memang ingin tumbuh lebih besar berarti harus bekerja lebih dari yang lain. Artinya, banyak bekerja bagi kalangan perbankan syariah berarti juga bermakna banyak berbuat dalam kerangka keadilan, kemaslahatan dan keseimbangan untuk mencapai masyarakat yang sejahtera secara material dan spiritual. Hal ini sejalan dengan visi pengembangan perbankan syariah yang dikembangkan BI.

Pengaruh Konvensional

Tidak bisa dipungkiri yang menjadi penyebab melambatnya pertumbuhan bank syariah sejak 2005 dan tampaknya berpengaruh hingga tahun ini adalah akibat memburuknya instrumen moneter di sektor konvensional. Dalam hal ini, terkait dengan lonjakan BI Rate yang menjadi instrumen dalam menjaga ekspektasi bagi penetapan tingkat suku bunga tabungan dan pinjaman pada perbankan konvensional. Sejak kenaikan BI rate pada angka 8% pertengahan tahun mulai memacu tingkat bagi hasil di perbankan syariah. Padahal, kalau merujuk kepada indikator industri perbankan syariah tidak ada yang bergejolak, semua berjalan terkendali.

Beri Komentar ?#(0) | Bookmark

PropertiNilai Properti
ID PublisherJBPTPPOLBAN
OrganisasiPOLBAN
Nama KontakErlin Arvelina
AlamatJl. Trsn. Gegerkalong Hilir Ds. Ciwaruga
KotaBandung
DaerahJawa Barat
NegaraIndonesia
Telepon022 201 3789 ext. 168, 169, 239
Fax022 201 3889
E-mail Administratorerlin.arvelina@polban.ac.id
E-mail CKOerlin.arvelina@polban.ac.id